Berharap 100.000 Turis Uzbekistan dari Penerbangan Tashkent—Jakarta

Bisnis.com,07 Mei 2019, 10:04 WIB
Penulis: Yustinus Andri & Rio Sandy Pradana
Uzbekistan/www.adb.org

Bisnis.com, JAKARTA — Industri pariwisata berharap agar penerbangan langsung Indonesia—Uzbekistan menarik hingga 100.000 turis mancanegara setiap tahun dari negara Asia Tengah tersebut ke Tanah Air.

Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) N. Rusmiati mengatakan, dalam 2 tahun terakhir, kunjungan wisman Uzbekistan ke Tanah Air berkisar 20.000—30.000 orang per tahun. Namun, dengan adanya rute penerbangan langsung yang dilakukan oleh Uzbekistan Airways dari Tashkent menuju Jakarta, diharapkan tingkat kunjungan wisman negara Asia Tengah itu bisa naik hingga lebih dari dua kali lipat.

“Tahun ini kami optimistis [kunjungan wisman] dari Uzbekistan dapat meningkat hingga [menjadi] 100.000 orang. Kami dari pelaku biro perjalanan sudah ada beberapa perjanjian dengan pihak maskapai untuk menyediakan paket khusus untuk wisatawan dari negara itu,” katanya, Kamis (5/2).

Di sisi lain, dengan adanya penerbangan langsung dari Uzbekistan, kata Rusmiati, dapat menarik minat wisatawan dari negara Asia Tengah lain seperti Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, dan Turkmenistan.

“Tahun ini target pemerintah wisatawan dari Asia Tengah adalah 1 juta orang. Kami percaya target itu sangat mungkin tercapai dengan adanya rute perjalanan langsung dari Uzbekistan itu,” ujarnya.

Adapun, penerbangan langsung dari Jakarta menuju Tash­­kent untuk pertama kalinya di­lang­sungkan pada 2 Mei 2019 oleh Uzbekistan Airways.

Kepala Divisi Pemasaran dan Perencanaan Uzbekistan Airways Azimkhon Kodjaev mengatakan, penerbangan langsung antara kedua negara itu dijadwalkan sebanyak dua kali dalam sepekan.

Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia Ulugbek Rozukulov berharap penerbangan langsung tersebut dapat meningkatkan investasi dan perdagangan kedua negara.

Dia meyakini, kehadiran penerbangan langsung tersebut tidak hanya dimanfaatkan oleh kunjungan wisata saja, tetapi juga untuk kunjungan bisnis.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$61,37 juta pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Demis Rizky Gosta
Terkini