Hubungan AS-Iran Memanas, Trump Kirim Kapal Induk Abraham Lincoln ke Timur Tengah

Bisnis.com,07 Mei 2019, 08:34 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Kapal induk kelas Nimitz USS Abraham Lincoln (CVN 72) transit di Selat Gibraltar, memasuki Laut Mediterania./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kekhawatiran akan terjadi konflik meningkat setelah Amerika Serikat (AS) berjanji mengerahkan satuan tempur kapal induk USS Abraham Licoln ke Timur Tengah sebagai peringatan bagi Iran yang berjanji tidak akan mematuhi perjanjian nuklir akibat tekanan yang meningkat dari Presiden Donald Trump .

Pejabat Kementerian Pertahanan AS, Patrick Shanahan mengatakan setuju mengerahakn satuan tempur yang dipimpin kapal induk tersebut meski tidak menentukan persis dimana akan di tempatkan di dekat perairan Iran.

Hal itu dilakuan untuk menanggapi indikasi ancaman yang dapat dipercaya oleh pasukan rezim Iran.

"Kami menyerukan rezim Iran untuk menghentikan semua provokasi. Kami akan meminta rezim Iran bertanggung jawab atas segala serangan terhadap pasukan AS atau kepentingan kami," ujar Shanahan melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (7/5/2019).

Pengumuman soal pengerahan satuan tempur itu daang dari John Bolton, penasihat keamanan nasional Trump.

Dia mengatakan langkah itu sebagai pesan yang jelas dan tidak salah untuk rezim Iran bahwa setiap serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat atau pada sekutu akan berhadapan dengan dengan kekuatan yang tak henti-hentinya.

"Amerika Serikat tidak mencari perang dengan rezim Iran, tetapi kami sepenuhnya siap untuk menanggapi serangan apa pun, baik dengan Korps Pengawal Revolusi Islam maupun pasukan reguler Iran," kata Bolton.

Pejabat AS tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang ancaman yang dituduhkan. Pentagon telah mengumumkan pada bulan April bahwa USS Abraham Lincoln telah menuju Timur Tengah dari pangkalannya di Norfolk, Virginia.

Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Iran, Keyvan Khosravi menepis pernyataan Bolton. Dia menyebutnya sebagai tindakan tersebut ceroboh dan ketinggalan zaman dengan menggunakan perang psikologis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini