BMRI & ASII Penekan Utama IHSG Sesi I, FISH Merosot Paling Dalam

Bisnis.com,08 Mei 2019, 13:12 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA – Saham BMRI dan ASII menjadi penekan utama pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2019).

Berdasarkan data Bloomrtoberg, IHSG melemah 0,74 persen atau 46,60 poin ke level 6.250,71 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,58 persen atau 36,62 poin ke level 6.260,70.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.231,36 – 6.270,88. Adapun pada perdagangan Selasa (7/5), IHSG ditutup rebound dengan penguatan 0,65 persen atau 40,97 poin di posisi 6.297,32.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah, didorong oleh sektor ektor industri dasar yang melemah 1,62 persen dan sektor aneka industri yang turun 1,28 persen.

Secara sektoral, saham CPIN (-3,6 persen), INTP (-3,86 persen), SMGR (-2,1 persen), dan TKIM (-2,68 persen) menjadi penekan utama pelemahan sektor industri dasar siang ini.

Sebanyak 121 saham menguat, 231 saham melemah, dan 279 saham stagnan dari 631 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing melemah 1,63 persen dan 1,66 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

Adapun berdasarkan persentase, saham PT FKS Multi Agro Tbk. (FISH) yang melemah 22,25 persen membukukan penguatan harga saham terbesar, disusul saham PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) yang merosot 16,93 persen.

Berikut perincian saham pada IHSG pada akhir sesi I

Lima saham penopang utama berdasarkan kapitalisasi pasar:
KodePerubahan

BMRI

-1,63

ASII

-1,66

BBCA

-0,53

HMSP

-0,88

CPIN

-3,60

Lima saham terlemah berdasarkan persentase: 
KodePerubahan (persen)

FISH

-22,25

UNIC

-16,93

BKSW

-15,38

MTPS

-14,09

ALDO

-12,80

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini