Fluktuasi Harga Migas & Kondisi Politik Jadi Faktor Stagnasi Hilirisasi

Bisnis.com,08 Mei 2019, 17:03 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Kilang pengolahan minyak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Proses hilirisasi sektor energi dinilai belum belum maksimal akibat fluktuasi harga minyak dan gas di pasar global.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menduga, minat investasi di sektor hilirisasi kilang minyak atau permurnian mineral lainnya, mengalami stagnasi akibat fluktuasi harga tersebut.

Alhasil, beberapa proyek realisasi penyelesaiannya menjadi terhambat. "Kalau harga minyak turun menjadi kurang feasible untuk kembangkan alternatif energi," ungkap Bhima, Rabu (8/5/2019).

Selain itu, dia melihat efek Pemilu ikut berperan. Pasalnya, investor yang bermain di sektor hilirisasi mengambil posisi wait and see.

Energi merupakan sektor yang sangat sensitif terhadap regulasi sehingga investor cenderung melihat potensi perubahan kebijakan ketika ada pergantian di level eksekutif ataupun level kementerian di bawahnya.

"Proses politik dan harga minyak ini paling pengaruh sehingga proyeknya menjadi belum feasible untuk dikembangan. terutama EBTKE [Energi Baru Terbarukan dan Konservasi]," ujar Bhima.

Namun, dia menyimpan optimisme investasi di sektor hilirisasi energi dapat kembali semarak pasca kejelasan hasil Pemilu dan susunan pemerintahan baru.

"Harusnya bisa naik setelah Pemilu, didorong pula oleh insentif yang ada di ESDM dan Kemenkeu untuk kembangkan hilirisasi energi," tegas Bhima.

Seperti diketahui, pemerintah telah menempatkan proyek dua kilang baru dan perluasan empat kilang yang dicanangkan hingga 2026 ke dalam proyek strategis nasional.

Enam proyek tersebut yakni proyek perluasan (Refinery Development Master Plan/RDMP) Refinery Unit (RU) V Balikpapan, RDMP RU IV Cilacap, dan RDMP RU VI Balongan, RDMP RU II Dumai. Selain itu, 2 proyek Pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia (Grass Root Refinery/GRR) Tuban dan GRR Bontang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Tegar Arief
Terkini