Infrastruktur Bakal Sia-Sia Bila Tanpa Pusat Ekonomi Baru

Bisnis.com,08 Mei 2019, 18:51 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Logistik Forwarding Indonesia (ALFI) mengungkapkan kunci perbaikan daya saing Indonesia terutama di bidang logistik adalah melalui pembentukan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dimotori pelaku usaha.

Ketua ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi menilai infrastruktur yang dibangun pemerintah sudah cukup banyak guna mendukung konektivitas antardaerah di Indonesia. Pekerjaan lanjutannya yakni memastikan infrastruktur tersebut tidak sia-sia.

"Pemerintah Indonesia sekarang membangun banyak infrastruktur ini akan jadi sesuatu kalau dimanfaatkan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru. Bagaimana kita Indonesia membangun konektivitas berdasarkan 4 jenis moda, memanfaatkan infrastruktur yang ada, bangun kawasan ekonomi baru," terangnya saat Bisnis hubungi, Rabu (8/5/2019).

Menurutnya, kunci menumbuhkan daya saing sudah bukan lagi di tangan pemerintah tetapi di tangan para pelaku usaha.

Selain itu, arah pengembangan logistik harus berfokus pada digitalisasi dan arahnya menuju pemanfaatan block chain.

"Bangun infrastruktur supaya logistik lebih berdaya saing, investasi baru, pertumbuhan ekonomi kita meningkat. Salah satunya melalui digitalisasi, tetap harus bangun ekosistem, karena selama ini digitalisasi dibangun parisal tadi," tuturnya.

Dia menilai peran pemerintah di sini adalah membangun konsensus di antara para pelaku usaha supaya dapat terwujud ekosistem logistik yang terintegrasi.

"Tujuan akhirnya membangun daya saing kita, digitalisasi, kawasan ekonomi, intinya menaikkan daya saing kita, kita perlu terobosan meningkatkan pengiriman ekspor," jelasnya.

Dia menyebut berdasarkan data IMF dan Bank Dunia, Indonesia memiliki kekuatan daya beli terbesar keenam di dunia. Kekuatan ini tidak sejalan dengan industri yang kebanyakan aktivitas ekspornya barang setengah jadi.

Dia mencontohkan program tol laut dimana banyak pemerintah daerah (pemda) yang meminta dimasukkan dalam rute tol laut tetapi tidak membangun industri di daerahnya sehingga muatan balik tol laut tidak ada. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di daerah pun tidak terbentuk.

"Barang masuk, tapi tidak mengirimkan barang hasil industri di daerah, jadi tidak tumbuh industrinya, mereka jadi sasaran saja," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini