Ketegangan Perdagangan China-AS masih Panas, Bank Sentral Nabung Emas

Bisnis.com,09 Mei 2019, 14:57 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
09-Hal-8-Komoditas-Emas-Alt-2

Bisnis.com, JAKARTA -- Permintaan emas dari bank sentral seluruh dunia meningkat drastis. Ketegangan perdagangan antara China dengan Amerika Serikat menjadi pemicu para bank sentral itu mengoleksi emas lebih banyak.

Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank A/S Ole Hansen mengatakan bank sentral China menambah cadangan emas seiring dengan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Negeri Panda itu yang terus berlanjut. Ketegangan itu pun sudah menekan pasar modal.

"Pembelian emas oleh bank sentral akan terus berlanjut karena mayoritas masih berupaya mengurangi dolar AS dari cadangan devisanya," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg pada Rabu (07/05).

Berdasarkan data bank sentral China atau People Bank of China (PBOC), cadangan emas China sampai April 2019 telah meningkat menjadi 61,1 juta ons dibandingkan dengan 60,62 juta ons pada Maret 2019.

Citigroup memprediksi pembelian emas oleh bank sentral di seluruh dunia bisa tembus 700 ton pada 2019.

Apalagi, jika China terus menambah cadangan emasnya, Rusia akan ikut menyeimbangkannya.

Berdasarkan data World Gold Council (WGC), pembelian emas Bank sentral sepanjang 2018 tembus 651,5 ton. Nilai itu adalah kenaikan terbesar sejak 1971.

Pada kuartal I/2019, pembelian emas oleh bank sentral juga tembus ke level tertinggi dalam 6 tahun terakhir yang mengalami kenaikan 68% menjadi 145,5 ton. Aksi beli emas ini muncul untuk diversifikasi aset cadangan negara dan mengurangi kepemilikan dolar AS.

Kepala Intelijen Pasar WGC Alistair Hewitt mengatakan, pihaknyatelah melihat prospek permintaan yang kuat dari bank sentral.

"Kami mengharapkan tahun yang baik untuk pembelian bank sentral tahun ini bisa setara dengan 2018," ujarnya.

Pada perdagangan Kamis (09/05/2019) sampai pukul 15:00 WIB, Harga emas di pasar spot pun mencatatkan kenaikan sebesar 0,24% menjadi US$1.284 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Surya Rianto
Terkini