Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) optimistis mampu melanjutkan pertumbuhan positif pada kuartal II/2019 dengan berfokus pada sektor-sektor andalan.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menyatakan kinerja pada kuartal awal cukup signifikan dan berjalan sesuai target perseroan. "Insyalaah akan on track, sampai dengan Maret pembiayaan tumbuh hampir 13%, outstanding pembiayaan Rp69,4 triliun. akhir tahun bisa sampai Rp75 triliun," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Adapun fokus Bank Syariah Mandiri masih akan berpusat pada segmen andalan perseroan yakni retail dan konsumer yang mengambil porsi 60% dari total pembiayaan serta pembiayaan korporasi dan komersial yang menyumbang porsi sebesar 40%.
Untuk segmen konsumer, pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah Mandiri terdiri dari empat produk utama yakni kepemilikan rumah, kendaraan, pembiayaan pegawai dan pensiun.
Sementara itu segmen korporasi, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini menyalurkan pembiayaan bidang infrastruktur baik untuk darat, laut dan udara, serta ke lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, dan lemaga kesehatan rumah sakit.
"Kuartal II kami masih optimis pertumbuhan pembiayaan 12%-13%. Core-nya masih di bidang yang sama," katanya.
Direktur Finance dan Strategy Bank Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menambahkan pada kuartal I/2019 perseroan juga membukukan kenaikan pembiayaan sebesar 13% secara year on year (YoY) dengan nilai outstanding sebesar Rp69,4 triliiun.
Adapun, penopangnya pertumbuhan pembiayaan pada awal tahun yakni dari segmen retail dan consumer, serta dari korporasi seperti untuk sektor infrastruktur, pendidikan dan lembaga kesehatan. Selain pertumbuhan pembiayaan, indikator keuangan utama Bank Mandiri Syariah juga menunjukkan perkembangan signifikan.
Total laba bersih yang diperoleh perseroan sepanjang Januari–Maret 2019 mencapai Rp243 miliar, tumbuh 100% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp121 miliar. Pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan laba pada kuartal I/2018 sebesar 33,7% (YoY).
“Kenaikan laba ini karena kualitas kredit yang membaik serta pertumbuhan dari sisi bisnis yang membuat margin bagi hasil dan pendapatan komisi tumbuh,” kata Toni.
Melejitnya laba bersih itu didorong kenaikan pendapatan margin bagi hasil sebesar 15% secara tahunan seiring dengan laju pertumbuhan pembiayaan. Selain itu, laba perseroan juga terkerek akibat tumbuhnya fee based income [FBI] sebesar 27% (YoY).
Toni mengatakan pendapatan berbasis komisi melejit sejalan dengan strategi perseroan mengembangkan transaction banking baik lewat mobile maupun electronic channel. Pendapatan fee terbesar berasal dari ujroh dan gadai serta dari transaksi dan bisnis treasury dan trade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel