Efek Perang Dagang China-AS, IHSG Diprediksi Tertekan

Bisnis.com,13 Mei 2019, 22:40 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Pengunjung melintas di gedung Bursa efek Indonesia Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku pasar modal bakal terkena dampak psikologis setelah Pemerintah China mengumumkan rencana balasan terhadap perang dagang dengan Amerika Serikat. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Selasa (14/5) diproyeksikan menuju ke level support.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan bahwa secara psikologis faktor perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) dapat menjadi salah satu sentimen untuk para pelaku pasar dalam mengambil sikap berinvestasi.

Selain itu, pergerakan bursa AS dapat memberikan efek domino ekonomi terhadap pergerakan bursa regional Asia.

“Belum lagi kalau besok masih belum terdapat data makro ekonomi domestik sehingga belum mampu mengurangi tekanan tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/5/2019).

Secara teknikal, lanjut Nafa, berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada 6.101,107 hingga 6.066,818. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range level 6203,974 hingga 6272.,51.

Berdasarkan indikator, MACD masih berada di area negatif. Selain itu, terlihat bahwa Stochastic dan RSI masih berada pada area oversold. Di sisi lain, terlihat pola long black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation pada pergerakan IHSG.

“Sehingga pergerakan IHSG besok berpeluang menuju ke area support,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan China mengumumkan rencana untuk menetapkan tarif impor atas produk Amerika Serikat senilai US$60 miliar.

Wacana tersebut disampaikan sesaat setelah Washington lebih dulu menaikkan tarif impor atas produk China senilai US$200 miliar dari 10% menjadi 25%.

Dikutip melalui Reuters, pemerintah China akan mulai menetapkan tarif impor baru terhadap 5.140 produk AS pada 1 Juni 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini