Diserbu Produk Impor, IKMA Komponen Otomotif Harus Tingkatkan Kualitas

Bisnis.com,14 Mei 2019, 22:50 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Konsumen bisa mendapatkan produk-produk onderdil dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan pembelian di luar ajang IIMS 2019. /SIS

Bisnis.com, JAKARTA - Dampak perang dagang antara China dan Amerika yakni terbukanya keran ekspor komponen dan asesoris otomotif dari China harus mau tidak mau harus dihadapi. Pasalnya, kemungkinan besar Indonesia menjadi tujuan ekspor Negeri Tirai Bambu karena mereka memang menyasar negara-negara berkembang. Tidak ada langkah proteksi terhadap serbuan produk China tersebut, selain menguatkan bisnis para pelaku industri kecil, menengah, dan aneka (IKMA).

Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih menilai keran ekspor komponen otomotif dari China ke Indonesia sepertinya tidak akan terelakkan. Menurutnya, solusi satu-satunya adalah dengan meningkatkan kualitas produk komponen dalam negeri agar bisa bersaing dengan produk-produk ekspor China.

"Itulah alasan Kemenperin melakukan banyak upaya, salah satunya adalah dengan mengarahkan para pelaku IKMA pada industri 4.0. Diharapkan dengan implementasi industri 4.0 pada bisnis IKMA, maka akan semakin meningkatkan kualitas produk sehingga bisa bersaing dengan produk asing," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Sejumlah produk komponen dari IKMA pun diakui Gati bahkan sudah merambah pasar ekspor. Namun, yang menjadi masalah adalah pemerintah tidak bisa menghitung nilai ekspor khusus produk IKMA karena penggolongannya tergabung dengan industri besar dalam nomor HS. Baginya, kualitas dan konsistensi produk yang sedikit banyak dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) IKMA menjadi mutlak harus dimiliki.

"Bahkan kami akan melakukan pilot project bagi IKMA yang mulai mengimplementasikan industri 4.0. Hal itu akan mentrigger mereka. Kami akan bantu banyak hal mesin dan peralatan meski tidak 100%," ujarya.

Saat ini produk komponen otomotif dari IKMA sudah diekspor ke beberapa negara Asean seperti Thailand dan Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini