Seusai Merger, Bank Dinar Perkuat Segmen Nasabah UKM

Bisnis.com,14 Mei 2019, 17:04 WIB
Penulis: M. Richard
Dirut PT. Bank Dinar Indonesia Tbk. Hendra Lie (dari kiri) berbincang dengan pemegang saham Nio Yantony, Komisaris Utama Syaiful Amir, dan Komisaris Independen Efen Lingga Utama seusai RUPST, di Jakarta, Kamis (3/5/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Dinar Indonesia Tbk. menyatakan akan memperkuat penyaluran kredit ke segmen usaha kecil menengah (UKM) seusai proses peleburannya dengan PT Bank Oke Indonesia.

Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie kepada mengatakan bahwa penyaluran kredit ke segmen UKM cukup potensial bagi perseroan baru yang masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II. 

"Perusahaan belum merger, namun kami ada rencana untuk lebih fokus penyaluran ke sektor UKM," katanya, pekan lalu.

Hendra mengatakan, Bank Dinar mengatakan perseroan sudah cukup masif dalam menggarap segmen UKM. Bahkan, perseroan melampaui batas minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia dengan menyalurkan 27% kredit UKM. 

Hendra menjelaskan, kredit UKM yang disalurkan lebih fokus pada perdagangan eceran. Hal ini sesuai dengan fokus bisnis perseroan yang 85% dari total Rp1,3 triliun kreditnya tersalur pada perdagangan eceran. 

"Perdagangan eceran itu sangat prospektif, semua pelakunya tumbuh termasuk pedagang kecilnya," katanya. 

Rencana tersebut juga dikonfirmasi oleh Direktur Kepatuhan Bank Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah. Dia menuturkan perseroan baru nantinya akan lebih fokus dengan penyaluran kredit ke segmen UKM. 

Efdinal menyatakan, Bank Oke saat ini telah memiliki porsi 50% penyaluran kredit UMKM. Kredit ini meliputi sektor perdagangan eceran dan industri pengolahan. 

"Kami sendiri punya kredit UMKM dengan porsi yang besar, yakni 50%. Bahkan sebenarnya kita ada rencana untuk genjot hingga 70%," katanya. 

Sebagai informasi, Bank Oke dan Bank Dinar masih melanjutkan proses merger, yang sebelumnya ditargetkan selesai awal Mei 2019, namun diperkirakan baru akan selesai pada semester I/2019.  

Perseroan mengklaim telah melengkapi dokumen yang diminta baik oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia (BI). Saat ini, perseroan hanya perlu menyelesaikan proses fit and proper test calon komisaris dan calon direktur yang berasal dari Korea Selatan. 

"Ini calonnya berasal dari luar negeri, maka prosesnya bisa dua kali lebih lama dari calon komisaris atau direksi lokal. Namun dokumen kami lengkap dan semester pertama 2019 ini bisa selesai," kata Efdinal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini