BRI Tebar Dividen Rp132 Per Saham

Bisnis.com,15 Mei 2019, 19:03 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai manditi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membagikan 50% laba yang didapat pada 2018 atau senilai Rp16,17 triliun. Nilai dividen tersebut setara dengan minimal Rp131 dan maksimal Rp132 per saham. 

Berdasarkan payout ratio, pembagian dividen tahun ini merupakan yang paling tinggi sejak 2014. Secara berurutan pada tahun buku 2014 hingga 2017, BRI mencatat pembagian dividen dengan rasio 30,00%, 30,27%, 40,36%, dan 45,41% terhadap laba perseroan. 

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan rasio kecukupan modal (capital adequaty ratio/CAR) perseroan terbilang longgar. “Pencadangan juga masih cukup, sehingga 50% dari laba cukup untuk tetap ekspansi bisnis ke depan,” katanya di Gedung BRI I, Jakarta, Rabu (15/5/2019). 

Dia melanjutkan bahwa dividen akan dibayarkan dengan ketentuan bahwa khusus bagian pemerintah atas kepemilikan 56,75% saham sebesar Rp9,18 triliun. Selanjutnya direksi dengan hak subtitusi memiliki kewenangan untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2018 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Sementara itu sepanjang 2018 BRI meraup laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp32,35 triliun atau naik 11,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Satu pendorong profitabilitas adalah penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Suprajarto mengatakan bahwa komposisi kredit UMKM terhadap total portofolio pembiayaan pada 2018 lebih besar dibandingkan dengan 2017. Perseroan mencatat kredit yang disalurkan ke sektor tersebut sebanyak Rp645,7 triliun atau menyumbang 76,5%. 

Efisiensi juga menjadi kontributor utama menjaga pertumbuhan laba tahun buku 2018. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun menjadi 70% dari sebelumnya 70,7%. 

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan hal tersebut diikuti oleh pendapatan nonbunga yang tumbuh 22,7% yoy menjadi Rp23,4 triliun. Layanan internet banking dan kanal pembayaran digital menjadi satu penyumbang tulang punggung pendapatan komisi atau fee based income (FBI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini