Bank Mandiri Tidak Jor-Joran Salurkan Kredit Valas Awal 2019

Bisnis.com,16 Mei 2019, 22:13 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Aktivitas layanan perbankan di Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tidak terlalu jor-joran menyalurkan kredit dalam denominasi valuta asing (valas) pada awal 2019 demi menjaga kondisi likuiditas yang sempat mengetat pada kuartal akhir 2018.

Berdasarkan laporan presentasi analis Bank Mandiri, total penyaluran kredit valas untuk segmen korporasi dan komersial (bank only) pada kuartal I/2019 sebesar Rp116,93 triliun. Adapun pada akhir kuartal IV/2018, penyaluran kredit valas BMRI sebesar Rp131,51 triliun, turun 11,1% (YtD). 

Royke Tumilaar, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, mengatakan pihaknya tidak terlalu jor-joran menyalurkan kredit valas dan lebih selektif kepada debitur yang memiliki bisnis ekspor guna meminimalisir risiko.

Hal ini sejalan dengan aturan Bank Indonesia di mana pinjaman valas juga harus dibarengi dengan hedging atau lindung nilai dan lebih diutamakan kepada debitur yang memiliki pendapatan dalam valas.

"Porsi kredit valas kami tidak terlalu besar yakni sekitar 30% dari total kredit korporasi," katanya di Jakarta, belum lama ini. 

Dilihat dari sektornya, mayoritas kredit valas BMRI mengalir ke sektor minyak dan gas, pertambangan bijih mineral serta tambang batubara. Sementara itu, dilihat dari penggunannya sebanyak 38,8% merupakan kredit investasi dan 27% berupa kredit modal kerja, sisanya berupa kredit sindikasi dan ekspor. 

Walau sempat mengerem di awal tahun, Royke memperkirakan performa segmen bisnis tersebut akan mampu tumbuh dua digit hingga akhir 2019. Menurutnya, perseroan kini memiliki dukungan dana valas yang mencukupi sejalan dengan upaya yang telah dilakukan sepanjang Januari - April. 

Emisi global bond yang dilakukan BMRI pada bulan lalu tercatat oversubscribe dari awalnya US$500 juta menjadi US$750 juta. Selain itu, penghimpunan dana deposito valas juga naik signifikan pada kuartal I/2019 yakni sebesar 96,1% (YoY) menjadi Rp50,6 triliun dari sebelumnya sebesar Rp25,8 triliun pada Maret 2018.

“Saat ini likuiditas valas kami tidak ada masalah sama sekali, kami juga baru issue global bond. Sampai akhir tahun [kredit valas] mungkin bisa sampai 10%. Kami tetap menyediakan kredit valas untuk debitur-debitur yang membutuhkan,” tambahnya.

Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia, per Februari 2019, total kredit valas yang diberikan oleh bank umum kepada pihak ketiga mencapai Rp790,42 triliun.

Realisasi itu tumbuh 13,8% secara tahunan dibandingkan dengan Februari 2018 sebesar Rp694,44 triliun, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan Februari 2018 sebesar 10,7% (YoY).

Walau demikian, secara year to date (YtD) penyaluran kredit valas bank umum turun tipis atau sebesar 1,2% dibandingkan dengan Desember 2018 yang mencapai Rp800,47 triliun. Hal itu berbeda dengan Februari 2018 yang mengalami kenaikan 0,17% (YtD). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini