April 2019, Konsumsi Semen Anjlok

Bisnis.com,17 Mei 2019, 16:30 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Pekerja membongkar tumpukan karung Semen Gresik, di sebuah gudang distributor PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (12/12/2018)./Bisnis-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengungkapkan konsumsi semen domestik pada April 2019 tercatat menurun hingga 9,8% atau 4,8 juta ton.

Ketua ASI Widodo Santoso memaparkan penurunan konsumsi pada awal kuartal II/2019 diduga lantaran belum terealisasi proyek anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2019 di pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, curah hujan pada April juga cukup tinggi.

“Harapan kami dengan selesainya Pemilu [pemilihan umum], kegiatan pembangunan fisik perumahan dan infrastruktur—baik pusat dan daerah—sudah mulai bergerak di bulan Mei ini,” paparnya kepada Bisnis dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019).

Widodo menambahkan penurunan konsumsi terbesar utamanya didorong oleh penurunan konsumsi di pulau Jawa dan Sumatera. Kedua wilayah tersebut memiliki serapan semen terbesar di antara wilayah lain.

Pada awal kuartal II/2019, tercatat konsumsi semen turun di tiga daerah yakni di pulau Sumatera anjlok 10,8%, sedangkan di pulau Jawa dan Kalimantan masing-masing merosot 9,7% secara tahunan. Asosiasi mencatat konsumsi semen di pulau Sumatera dan Jawa mendominasi hingga 75% dari total konsumsi nasional.

Anjloknya konsumsi April membuat konsumsi periode Januari—April terhitung menurun. Penurunan konsumsi dalam periode tersebut hanya terjadi pada dua wilayah yaitu pulau Sumatera sebesar 6,3% atau menjadi 4,2 juta ton dan pulau Jawa yang turun 3,5% menjadi 11,4 juta ton.

Walau demikian, daerah lain membukukan pertumbuhan konsumsi secara tahunan dengan pertumbuhan tertinggi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 11,6% menjadi 1,2 juta ton. Secara konsolidasi, konsumsi semen pada Januari—April turun 2,3% menjadi 20,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini