Ada Tambahan Dorongan Laju Ekonomi Sumsel Triwulan II/2019

Bisnis.com,22 Mei 2019, 12:46 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Foto udara Jalan Lintas Timur Sumatera di Mestong, Muarojambi, Jambi, Rabu (22/5/2019). Jalur lintas timur tersebut bisa digunakan pemudik dari arah Palembang, Sumsel tujuan Jambi dan Pekanbaru, Riau atau sebaliknya./Antara-Wahdi Septiawan

Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan memproyeksi perekonomian provinsi itu bakal terdongkrak pada triwulan II/2019 setelah sempat melambat pada periode sebelumnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Yunita Resmi Sari, mengatakan pemicu pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini adalah pemberian gaji ke-13 untuk menyambut Lebaran ke kalangan Aparatur Sipil Negara, dan performa ekspor yang diperkirakan meningkat.

“Kami harapkan gaji ke-13 dapat mendorong pertumbuhan dan ekspor juga bisa meningkat seiring membaiknya harga karet di pasar global,” katanya, Rabu (22/5/2019).

Yunita menjelaskan meski ada faktor pendorong pertumbuhan, namun pihaknya mengingatkan untuk tetap memantau sektor pertambangan batu bara yang masih menjadi sektor dominan dalam portofolio perekonomian Sumsel.

“Harga batu bara masih sedikit menurun sehingga secara sektoral, pertambangan batu bara perlu diantisipasi,” katanya.

Dia melanjutkan pada paruh kedua tahun ini diharapkan pembangunan sudah marak terealisasi sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, kata dia, lambatnya pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan I/2019 disebabkan masih rendahnya serapan anggaran APBN dan APBD oleh pemerintah.

“Meskipun pertumbuhan ekonomi Sumsel yang sebesar 5,68% melambat pada triwulan I/2019 namun angka ini menjadi yang tertinggi di Sumatra. Bahkan secara nasional, mampu berada di atas rata-rata yakni 5,07%,” ujarnya.

Dia mengatakan secara keseluruhan kami melihat capaian tersebut cukup baik, apalagi diketahui di tengah pertumbuhan yang masih tinggi ini tetap dibarengi oleh inflasi yang terkendali.

Terkait inflasi, hingga April 2019 tercatat mencapai 1,90% (year on year) atau masih dibawah angka rata-rata nasional 2,4%.

“Ini yang saya katakan suatu perpaduan yang baik antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi,” kata dia.

Secara regional di wilayah Sumatra, inflasi selama April ini membuat Sumsel berada pada urutan kedua setelah Riau yang berhasil menekan hanya 1,6%.

Namun, pada bulan berikutnya yakni bulan Mei sungguh patut diwaspadai karena terdapat hari besar keagamaan yang biasanya ditandai kenaikan harga kebutuhan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini