AS Ringankan Sanksi Huawei

Bisnis.com,22 Mei 2019, 11:01 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
Pendiri Huawei Technologies Co., Ren Zhengfei/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Washington telah meringankan sanksi terhadap Huawei untuk meminimalisasi gangguan bagi pelanggan.

Departemen Perdagangan AS memberi lisensi kepada Huawei untuk membeli produk AS sampai dengan 19 Agustus guna memelihara jaringan telekomunikasi yang ada dan menyediakan pembaruan peranti lunak untuk smartphone Huawei.

Meski demikian, Huawei masih dilarang membeli perangkat keras dan lunak buatan Amerika untuk membuat produk baru tanpa lisensi yang sulit didapat.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan bahwa penangguhan hukuman ini dimaksudkan untuk memberikan operator telekomunikasi yang bergantung pada waktu peralatan Huawei untuk membuat pengaturan baru.

"Singkatnya, lisensi ini akan memungkinkan operasi untuk terus berlanjut bagi pengguna telepon seluler Huawei dan jaringan broadband yang ada," kata Ross, seperti dikutip melalui Reuters, Rabu (22/5/2019).

Pendiri Huawei Ren Zhengfei menanggapi kebijakan AS tersebut dengan menyampaikan bahwa penangguhan hukuman itu tidak banyak berarti bagi perusahaan.

"Tindakan pemerintah AS saat ini meremehkan kemampuan kami," kata Ren dalam wawancara dengan CCTV, menurut transkrip yang diterbitkan oleh penyiar negara China.

Lisensi sementara yang diberikan AS menunjukkan ada dampak langsung pada rantai pasokan Huawei, serta berpeluang merugikan pelanggannya.

"Tujuannya [kebijakan AS] tampaknya untuk mencegah sistem internet, komputer, dan ponsel agar tidak terganggu," kata pengacara Kevin Wolf, mantan pejabat Departemen Perdagangan.

Keringanan ini juga tampaknya ditujukan pada penyedia telekomunikasi di negara-negara di mana peralatan Huawei banyak digunakan, kata pengacara perdagangan Douglas Jacobson.

Departemen Perdagangan mengatakan akan mengevaluasi apakah akan memperpanjang periode lisensi lewat dari batas 90 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Tegar Arief
Terkini