Bisnis.com, JAKARTA – PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (Marein) pada 2018 tercatat membukukan premi bruto senilai Rp2,2 triliun. Realisasi itu meningkat 22,7% (yoy).
Perseroan pun mampu membukukan laba bersih senilai Rp140,9 miliar. Kendati begitu, laba bersih itu menurun sekitar 12,5% (yoy).
Presiden Direktur Marein Robby Loho menjelaskan penurunan tersebut dipengeruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya, jelas dia, adanya peningkatan nilai klaim katastropik menyusul bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah pada tahun lalu.
“Banyak klaim katastropik, di Lombok, Palu dan Anyer. Itu dari sisi asuransi umum,” ujarnya seusai gelaran rapat umum pemegang saham (RUPS) dan RUPS Luar Biasa di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Selain itu, dia menjelaskan persaingan di industri juga kian ketat dengan kehadiran kompetitor baru. Adanya problem biaya akuisisi tambahan atau yang selama ini ramai dikenal dengan fenomena ‘engineering fee’ turut memengaruhi profitabilitas sektor asuransi kerugian.
Di sisi asuransi jiwa, Robby menjelaskan adanya peningkatan beban klaim, khususnya dari produk asuransi jiwa kredit dan asuransi kesehatan.
“AJK dan health. [Klaim] di asuransi jiwa itu mendominasi,” sebut dia.
Faktor lain, sebut dia, adalah hasil investasi yang terpengaruh oleh kinerja instrumen saham pada tahun lalu.
Meskipun begitu, Robby meyakini pihaknya bakal mampu merealisasikan hasil yang lebih positif pada tahun ini, baik dari sisi pendapatan premi maupun dari sisi keuntungan.
Dalam rencana kerja anggaran perusahaan atau RKAP 2019, Marein mematok target pendapatan premi senilai Rp2,77 triliun.
“2019 sudah recovery, makanya target bottom line bisa lebih baik,” kata Robby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel