Pasar Melambat, Impor Mobil Utuh Turun Hingga 37,2%

Bisnis.com,23 Mei 2019, 10:10 WIB
Penulis: Thomas Mola
Model berpose di dekat Mercedes-Benz New B-Class B 200 Progresive Line dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA--Sejalan dengan perlambatan penjualan domestik, impor untuk kendaran nasional juga turun cukup dalam hingga 37,2% pada 4 bulan pertama 2019. Para agen pemegang merek (APM) fokus untuk memasarkan produk yang diproduksi dalam negeri.

Hampir semua merek tercatat mengurangi impor utuh kendaraan ke dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menghindari defisit yang mulai menghantui sektor otomotif.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) misalnya, dalam banyak kesempatan menegaskan akan fokus untuk memasarkan produk yang diproduksi dalam negeri. Pada 4 bulan pertama ini, impor utuh Suzuki turun 54,2% setara dengan 5.060 unit.

“Di dalam negeri kami fokus pada penjualan produk yang kami produksi di Cikarang dan Tambun, serta menggenjot pasar ekspor dengan melakukan perluasan negara pengiriman dan jenis produknya,” ujar Donny Saputra, Direktur Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Rabu (22/5/2019).

Setali tiga uang, impor utuh Toyota, Mitsubishi Motors, dan Honda juga melambat. Adapun, mobil yang diimpor oleh pelaku usaha dalam negeri umumnya yang belum bisa diproduksi di dalam negeri karena skala ekonomis yang belum mencukupi seperti model hibrida, kabin ganda hingga MPV premium.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, sepanjang Januari-April 2019, impor utuh kendaraan (completely built up/CBU) sebanyak 22.238 unit. Jumlah itu, turun cukup dalam jika dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang sebanyak 35.402 unit.

Dari sisi nilai, BPS mencatat nilai impor kendaraan bermotor, komponen, terbongkar sepanjang Januari-April senilai US$186,8 juta, turun 24,42% ketimbang periode yang sama tahun 2018. Impor kendaraan bermotor, komponen, terbongkar ini menjadi salah satu sektor yang mengalami penurunan cukup dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini