Bisnis.com, JAKARTA - Perlambatan pertumbuhan kredit diproyeksikan masih akan terjadi sepanjang Mei 2019. Hal tersebut merupakan dampak dari belum diturunkannya suku bunga kebijakan Bank Indonesia.
Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah menuturkan bahwa pelaku industri perbankan memiliki kemampuan untuk menurunkan suku bunga kredit guna menggenjot penyaluran kredit. Namun, hal tersebut akan sangat terbatas jika suku bunga kebijakan BI 7 Day (Reverse) Repo Rate belum direlaksasi.
"Kredit bulan ini juga kemungkinan semakin melambat. Pemangkasan suku bunga kredit oleh bank masih sangat terbatas," katanya, Jumat (31/5/2019).
Oleh karena itu, Piter berharap otoritas moneter harus mulai mempercepat rencananya untuk penurunan suku bunga.
Berdasarkan data Analisis Uang Beredar yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada April 2019 mencapai 10,82%, atau turun tipis dari bulan sebelumnya 10,84%.
Adapun, penyaluran kredit perbankan per April tercatat mencapai Rp5.339,2 triliun, tumbuh 11,0% (year-on-year/yoy)
Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Maret 2019 yang mencapai 11,5% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada golongan debitur korporasi dan perorangan yang memiliki pangsa 49,9% dan 46,1% terhadap total penyaluran kredit.
Kredit korporasi per April 2019 tumbuh 14,1% (yoy), melambat dari posisi Maret 2019 yang tumbuh 15,0% (yoy).
Demikian pula, pertumbuhan kredit perbankan kepada debitur perorangan per April hanya tumbuh 8,9% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan per Maret 2019 yang mencapai 9,1% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit modal kerja.
Kredit Modal Kerja (KMK) per April 2019 tercatat tumbuh 11,1% (yoy). Padahal, pada Maret 2019, pertumbuhan KMK mencapai 12,3% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Di sektor pengolahan, subsektor yang melambat adalah industri makanan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di sektor PHR, perlambatan dipengaruhi oleh subsektor perdagangan eceran komoditi makanan hasil pertanian di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Di sisi lain, pertumbuhan Kredit Investasi (KI) justru terakselerasi. Per April 2019, kredit investasi tercatat tumbuh 13,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada Maret 2019 yang tumbuh 13,2% (yoy). Akselerasi kredit investasi didorong oleh kredit di sektor konstruksi, terutama subsektor bangunan jalan tol di wilayah Banten dan Jawa Barat.
Kredit Konsumsi per April 2019 tumbuh stabil di level 9,0% (yoy), dipengaruhi oleh perlambatan kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna, tetapi masih terkompensasi oleh pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel