Wantimpres : Ramadan Dorong Kehidupan Rukun dan Membangun

Bisnis.com,05 Jun 2019, 15:31 WIB
Penulis: Choirul Anam
Ilustrasi - Sejumlah umat muslim menjalankan ibadah salat Tarawih./Antara

Bisnis.com, MALANG - Ramadan dapat menjadi titik tolak yang dapat mendorong kehidupan yang rukun, damai, dan semangat membangun. Demikian inti khotbah Salat Idulfitri yang disampaikan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) A. Malik Fadjar menjadi khatib di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (5/06/2019). 

Ramadan, kata dia, memiliki nilai penting terutama pada negara sebesar Indonesia ini. Negara dengan luas wilayah, ragam budaya, kekayaan alam yang melimpah ini harus bisa memanfaatkan Ramadan sebagai titik muhassabah atau evaluasi diri secara nasional.

“Hal ini harus bisa kita ejawantahkan dalam bentuk kehidupan berbangsa yang rukun, damai, dan tekad kuat membangun sebagai bentuk rasa syukur kita atas capaian perjuangan para pendahulu,” katanya.

Hari ini, lanjut mantan Menteri Pendidikan Nasional itu, Indonesia sudah merdeka lahir dan batin. Sudah hampir 74 tahun kita merdeka. Tantangan paling besar saat ini adalah pada anak-anak kita, yakni generasi usia 12 sampai 30 tahun atau generasi milenial. “Mereka saat ini memasuki masa yang sangat kritis. Di tangan merekalah bangsa ini akan ditentukan di masa-masa yang akan datang,” ungkapnya.

Oleh karenanya, Malik mengajak para jemaah untuk lebih perhatian lagi kepada pendidikan sebagai bentuk pembangunan manusia ke depan. Generasi yang akan datang harus dipersiapkan sebagai generasi khairah ummah, yakni generasi terbaik, baik untuk umat maupun bangsa, alih-alih generasi yang menjadi beban bagi masyarakat.

Dia juga menyerukan agar jamaah ikut berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara.  Dengan doa tersebut diharapkan tantangan yang dihadapi bangsa ini segera bisa dilewati dan kita semua menjadi umat yang selamat dunia dan akhirat.

Malik yang juga ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM ini menyampaikan pentingnya memaknai berlalunya Ramadhan dan datangnya Lebaran sebagai momentum start block yang kuat untuk menatap masa depan. Pondasi yang sudah dibangun ketika Ramadan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun generasi mendatang.

Rektor UMM, Fauzan menyerukan agar jamaah tidak begitu saja meninggalkan Ramadan tanpa bekas. Justru tantangan paling sulit adalah konsistensi akhlak kita pasca bulan suci umat Islam tersebut. “Mari jadikan silaturahmi ini sebagai kekuatan besar untuk maju,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini