Ditahan di Kanada, Meng Wanzhou Lawan Upaya Ekstradisinya ke AS

Bisnis.com,07 Jun 2019, 09:39 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Meng Wanzhou, anggota direksi Huawei, menghadiri sebuah sesi di VTB Capital Investment Forum Rusia Calling! di Moskow, Rusia, Kamis (2/10/2014)./Reuters-Alexander Bibik

Bisnis.com, JAKARTA -- CFO Huawei Meng Wanzhou akan menggugat upaya ekstradisinya ke AS di pengadilan. Persidangan tersebut akan dimulai pada Januari 2020, lebih dari setahun setelah dirinya ditahan oleh Pemerintah Kanada atas permintaan AS.
 
Reuters melansir Jumat (7/6/2019), tim pengacara putri pendiri Huawei Ren Zhengfei itu memperkirakan persidangan atas kasus ekstradisi ini selesai pada Oktober 2020. Gugatan ekstradisi ini didasari atas sejumlah hal, termasuk dugaan bahwa Badan Perbatasan Kanada (Canadian Border Services Agency/CBSA) menunda penahanan Meng untuk mendapatkan bukti-bukti dengan berpura-pura melakukan pemeriksaan imigrasi rutin, sebelum akhirnya dia ditangkap oleh Kepolisian Kanada.
 
Meng mengklaim petugas CBSA membuka dan melihat konten perangkat elektroniknya, yang merupakan sebuah pelanggaran HAM. 
 
Namun, Pemerintah Kanada mengatakan petugas imigrasi meminta password ponsel Meng dan menuliskannya di kertas, yang kemudian diambil oleh polisi ketika menahan Meng. Kepolisian Kanada disebut tidak membuka konten gawai Meng.
 
Meng ditangkap di bandara Vancouver pada Desember 2018, atas permintaan AS. Pemerintahan Donald Trump menuding dirinya mengelabui bank-bank global mengenai hubungan Huawei dengan perusahaan yang beroperasi di Iran.
 
Seperti diketahui, AS menerapkan berbagai sanksi atas Iran. Sanksi ini mencakup transaksi perbankan dan bisnis lainnya, sehingga perusahaan-perusahaan yang menjalin hubungan dengan entitas Iran bisa ikut terkena sanksi. 
 
Kasus Meng ini juga mewarnai pembicaraan dagang antara AS dan China, yang masih belum menemui titik terang meski telah berjalan sejak tahun lalu. Dalam kasus lain, AS telah melarang korporasi AS untuk bekerja sama dengan Huawei dan menuding perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China itu membantu Pemerintah China melakukan spionase melalui produk-produknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini