Infrastruktur Pariwisata Palembang Mendesak Dibenahi

Bisnis.com,09 Jun 2019, 12:20 WIB
Penulis: Newswire
Pengunjung ramai melihat objek wisata ukiran Bait Al Quran Raksasa Al Akbar Gandus Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (8/6/2019). Pengelola mencatat jumlah kunjungan objek wisata Al Quran raksasa pada libur lebaran meningkat sepuluh kali lipat dibanding hari biasa atau mencapai di atas 5.000 pengunjung per hari./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, PALEMBANG – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatra Selatan meminta pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota serius memperhatikan infrastruktur di destinasi wisata setempat.

Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asita Sumsel, Ari Afrizal di Palembang, Minggu (9/6/2019), mengatakan infrastruktur yang kurang baik kerap jadi sasaran kritik tamu-tamu dari luar daerah dan berpotensi mengurangi kunjungan.

"Misalnya di Kota Palembang ada Al Quran Al-akbar, kondisi akses jalan menuju ke sana masih kurang baik, wisatawan sering mengeluh dan heran," ujar Ari kepada Antara.

Menurutnya Al Quran Al-akbar sebagai wisata religi telah menjadi destinasi utama wisatawan mancanegara khususnya dari Malaysia, di Negeri Jiran tersebut Al Quran Al-akbar cukup familiar dan mendapat perhatian khusus.

Kendati Al Quran Al-akbar merupakan milik pribadi tokoh masyarakat setempat, namun devisa yang ikut masuk ke kantong pemerintah mengharuskan pemkot ikut andil, tampilan objek wisata dan akses jalan diupayakan selalu kondisi bagus.

Pengunjung ramai melihat objek wisata ukiran Bait Al Quran Raksasa Al Akbar Gandus Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (8/6/2019). Pengelola mencatat jumlah kunjungan objek wisata Al Quran raksasa pada libur lebaran meningkat sepuluh kali lipat dibanding hari biasa atau mencapai di atas 5.000 pengunjung per hari./Antara-Feny Selly

Selain Al Quran Al-akbar, objek wisata Pulau Kemaro Palembang juga kerap menjadi sasaran kritik tamu-tamu wisata lantaran Sungai Musi dianggap kotor dan terdapat banyak sampah di sekitar pulau.

"Untuk di Sumsel, dua objek wisata itu yang menjadi sorotan wisatawan mancanegara karena agen-agen banyak membawa tamu ke lokasi itu, sedangkan objek wisata lain tidak terlalu dipermasalahkan," jelas Ari.

Permasalahan tersebut harus segera direspons pemerintah sebab kunjungan wisata domestik dan mancanegara ke Provinsi Sumatra Selatan melalui agen perjalanan sedang mengalami penurunan drastis selama pemberlakuan kenaikan tiket pesawat.

"Di Sumsel ada 80 lebih agen perjalanan yang setiap hari membawa wisatawan masuk ke Sumsel, semuanya cenderung menjual destinasi di Sumsel ke luar negeri, jadi destinasi wisata harus optimal," demikian Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini