Kenaikan Harga Properti Persulit Kaum Muda Kejar Karir di Kota

Bisnis.com,13 Jun 2019, 08:19 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Deretan gedung perkantoran dan apartemen dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga sewa properti di tengah kota membuat orang-orang makin sulit untuk mengejar kesempatan berkarir di tengah kota besar.

Hal ini terlebih dirasakan oleh kaum muda yang baru mau masuk kerja, apalagi mereka yang umumnya sudah sarjana. Kebanyakan mereka yang harus merantau, tetapi sekarang harus berpikir lebih keras untuk sekaligus mencari tempat tinggal.

Studi dari Resolution Foundation, Inggris menunjukkan bahwa tren mobilitas dari pekerjaan ke rumah semakin rendah. Hal itu terjadi lantaran biaya pemilikan rumah yang terus menjulang sehingga menentukan perilaku penyewa rumah usia muda.

Bukan rahasia lagi bahwa saat ini kaum muda harus berusaha lebih keras untuk menjaga kestabilan finansialnya. Mereka umumnya akhirnya terjebak di sektor properti sewa sehingga tak kunjung memiliki kemampuan untuk membeli rumah.

Hasil riset Resolution Foundation menyebutkan bahwa saat ini kaum muda dari milenial hingga generasi Z bahka tidak bisa mengambil keuntungan dari fleksibilitas biaya sewa yang rendah sehingga bisa dengan bebas berpindah-pindah.

“Faktanya, kaum muda yang pindah-pindah lokasi untuk mengejar karirnya ke kota besar misalnya, sudah berkurang hingga 50% dalam 20 tahun terakhir,” kata Lindsay Judge, periset Resolution Foundation, dilansir Reuters Selasa (11/6/2019).

Meskipun nilai pendapatan bisa lebih tinggi kalau mereka pindah ke kota, insentif finansialnya diperkirakan masih akan lebih rendah. Hal itu karena kemudian pendapatan yang didapatkan tergerus untuk memenuhi biaya hidup yang tinggi.

Harga sewa di Inggris sudah mengalami kenaikan hingga hampai 90 persen dengan kenaikan upah hanya 30 persen dalam dua dekade terakhir.

“Sebenarnya kalau pindah ke kota kan banyak keuntungan yang didapatkan, misalnya jadi punya peran baru, mengembangkan kemampuan. Seharusnya masalah kepemilikan hunian tidak jadi penghalang bagi kaum muda untuk berkembang,” lanjut Lindsay.

Masih ada alasan lain selain biaya hidup di kota yang tinggi, seperti memilih untuk hidup dekat dengan keluarga dan teman misalnya. Namun, studi Resolution Foundation menunjukkan bahwa jika mereka kaum muda mau pindah, mereka memang cenderung tidak mampu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Rochmad Purboyo
Terkini