Rusia Ingatkan Agar Serangan Tanker Tidak Dipakai Untuk Tekan Iran

Bisnis.com,14 Jun 2019, 13:30 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Peta Timur Tengah/Repro-Google

Bisnis.com, JAKARTA -- Rusia memperingatkan agar tidak terburu-buru melontarkan tuduhan atas dugaan serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman. Rusia juga menyatakan insiden itu tidak boleh digunakan untuk memicu ketegangan dengan Iran.

"Saya akan mengambil kesempatan untuk memperingatkan terhadap kesimpulan yang tergesa-gesa, terhadap upaya untuk menyalahkan orang-orang yang tidak kita sukai," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov seperti dikutip dari Reuters, Jumat (14/6/2019).

“Akhir-akhir ini kami melihat penguatan kampanye tekanan politik, psikologis, dan militer terhadap Iran. Kami tidak ingin peristiwa yang baru saja terjadi, yang tragis dan mengguncang pasar minyak dunia, digunakan secara spekulatif untuk semakin memperparah situasi anti-Iran, " lanjut Ryabkov.

Pada Kamis (13/6), kapal tanker minyak, Front Altair milik Norwegia dan Kokuka Courageous milik Jepang, meledak di Teluk Oman. Belum jelas apa yang menimpa kedua kapal tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan Iran atas terjadinya insiden tersebut.

"Ini adalah penilaian dari pemerintah Amerika Serikat bahwa Republik Islam Iran bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Teluk Oman hari ini," ujar Pompeo.

AS pun mengklaim memiliki bukti yang menunjukkan keterlibatan Iran. Seperti diberitakan Bloomberg, pejabat pemerintah AS merilis gambar-gambar yang disebut menunjukkan bahwa Iran telah terlibat dalam serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak di dekat Teluk Persia pada Kamis.

“Sebuah kapal patroli Korps Penjaga Revolusi Islam terlihat dan terekam melepaskan ranjau limpet yang tidak meledak dari Kokuka Courageous,” ungkap Kapten Angkatan Laut Bill Urban dari Komando Pusat AS.

“Itu terjadi setelah ranjau lainnya telah meledak dan merusak kapal,” tambah Urban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini