Dinas KUK Jabar Berikan Bimbingan Teknis Pendampingan UMKM

Bisnis.com,14 Jun 2019, 18:01 WIB
Penulis: Novianti
Dinas KUK Jabar Berikan Bimbingan Teknis Pendampingan UMKM/Dinas KUK Jabar

Bisnis.com, BANDUNG - Sebanyak 200 pendamping UMKM Juara mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendampingan UMKM Naik Kelas. Bimtek pendamping ini terbagi menjadi dua gelombang, yaitu 100 pendamping bimtek di tanggal 11-12 Juni dan sisanya di tanggal 12-13 Juni 2019.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji mengatakan kegiatan bimtek ini digelar untuk memberikan pemahaman dan persiapan sumber daya manusia untuk lebih meningkatkan kinerja usahanya.

“Yang terpenting dari bimtek ini adalah penyamaan persepsi dari para pendamping. Kalau dari pengalaman, saya yakin yang terpilih menjadi pendamping adalah orang-orang yang kompeten dibidangnya. Mereka menjadi pendamping UMKM Juara melalui proses seleksi yang cukup ketat oleh tim juri yang melibatkan akademisi, Kadin, asosiasi dan stakeholder UMKM lainnya,” ujar Kusmana, Kamis (13/6/2019).

Kusmana menjelaskan, pendampingan merupakan bagian dari Program UMKM Naik Kelas atau UMKM Juara Dinas KUK Provinsi Jawa Barat. Nantinya, para pendamping ini akan mendampingi UMKM Naik Kelas.

Proses pendaftaran dilakukan melalui online dengan berbagai persyaratan. Salah satunya adalah UMKM itu harus memiliki omset Rp300 juta per tahun. Namun, hingga penutupan, jumlah yang mendaftar masih sangat minim. Hal ini dikarenakan kebanyakan UMKM tidak memenuhi persyaratan dengan alasan omzet Rp300 juta terlalu berat.

“Untuk menggenjot target jumlah peserta, program UMKM Naik Kelas mempermudah persyaratannya. Jika sebelumnya calon peserta harus memiliki omzet minimal Rp300 juta per tahun, kini diturunkan menjadi Rp100 juta,” katanya.

Kusmana memaparkan, berdasarkan data di tahun 2013, jumlah pelaku usaha kecil yang beromzet Rp300 juta ke atas berjumlah 150.000. Namun, minat mereka untuk mendapatkan pendampingan tidak seantusias para pelaku usaha mikro yang omzetnya di bawah Rp300 juta.

"Setelah diturunkan menjadi Rp100 juta per tahun, responsnya cukup baik. Pada batch I ini tercapai 1.247 peserta dari target 2.500 UKM sepanjang 2019. Paruh kedua tahun ini akan kembali dibuka batch II. Sebagian besar peserta yang mendaftar program tersebut adalah UMKM yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman. Sementara posisi kedua terbanyak ditempati UMKM fashion,” ujarnya.

Melalui program tersebut, lanjut Kusmana, peserta akan dibimbing dan didampingi untuk bisa naik kelas. Indikator naik kelas yang dimaksud adalah kenaikan aset dan omzet usaha.

Peserta program akan mendapatkan pendampingan selama enam bulan. Mereka juga akan mendapatkan fasilitas pelatihan, temu bisnis, benchmarking dan promosi, baik di dalam maupun di luar negeri.

“Jika dilihat di lapangan, banyak faktor yang kerap menghambat UMKM untuk bisa meningkatkan kapasitas usahanya seperti permodalan, pemasaran, teknologi, manajemen usaha dan digitalisasi. Melalui program ini, mereka akan didampingi untuk mencari solusi dari persoalan tersebut,” ujar Kusmana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini