Semester II/2019, Batu Bara Masih Dibayangi Tekanan

Bisnis.com,15 Jun 2019, 15:57 WIB
Penulis: Lucky Leonard
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA--Harga batu bara dikhawatirkan masih tertekan sepanjang semester II/2019 karena belum ada tanda-tanda sentimen positif yang bisa mendongkrak harga untuk jangka panjang.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan ada kekhawatiran harga batu bara masih berada dalam tren negatif pada semester II/2019. Adapun sepanjang paruh pertama tahun ini, harga batu bara acuan (HBA) belum sekalipun mencatatkan kenaikan harga bulanan.

"Tampaknya harga akan berpotensi tertekan di semester II. Dalam beberapa bulan terakhir ini belum ada sentimen positif," kata Hendra kepada Bisnis, dikutip Sabtu (15/6/2019).

Hendra mengungkapkan penurunan harga batu bara kalori tinggi yang sangat tajam dalam dua bulan terakhir menjadi faktor pemberat bagi HBA. Sebaliknya, harga batu bara kalori menengah ke bawah relatif stabil.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 92 K/30/MEM/2019, HBA Juni 2019 ditetapkan senilai US$81,48 per ton atau turun tipis 0,46% dibandingkan dengan HBA Mei 2019 senilai US$81,86 per ton.

Sejak September 2018, HBA terus merosot dan belum pernah mencetak kenaikan bulanan. Terakhir kali HBA mencetak kenaikan bulanan pada Agustus 2018 ketika bertengger di level US$107,83 per ton.

Tren penurunan yang panjang tersebut membuat rata-rata HBA dalam enam bulan pertama tahun ini hanya senilai US$87,83 per ton, jauh dari rata-rata HBA sepanjang tahun lalu yang mencapai US$98,96 per ton.

Nilai HBA Juni 2019 tersebut sekaligus menjadi yang terendah sejak Juli 2017. Kala itu, HBA ditetapkan senilai US$78,95 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini