Ini Hasil Survei Optimisme Kondisi Ekonomi Indonesia Selepas Pemilu 2019

Bisnis.com,16 Jun 2019, 15:28 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas./Bisnis-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA — Survei terbaru Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) mengungkap bahwa masyarakat masih optimis pada kondisi ekonomi Indonesia selepas perhelatan Pilpres 2019.

Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas menjelaskan walaupun Pilpres 2019 diwarnai isu miring, bahkan berakhir kerusuhan pada 21-22 Mei, persepsi ekonomi masyarakat masih menunjukkan sinyal positif walaupun terjadi penurunan dari bulan sebelumnya.

"Sebesar 40 persen responden menganggap kondisi ekonomi nasional lebih baik. Memang turun tujuh poin dari bulan April ketika Pemilu berlangsung. Tapi, yang menyebut tidak ada perubahan naik dari 30 persen menjadi 35 persen, dan yang menyebut lebih buruk, justru turun dari 20 persen ke 17 persen," ungkapnya di Kantor SMRC, Minggu (16/6/2019).

Menurut Abbas, hal ini patut disyukuri, sebab berbanding terbalik dengan persepsi ekonomi masyarakat selepas Pilpres 2014.

Ketika hari pemungutan suara digelar pada Juli 2014, masyarakat yang berpendapat kondisi ekonomi akan semakin buruk masih di kisaran 16 persen. Tetapi selepas itu, angkanya terus naik menjadi 28 persen pada Oktober 2014, hingga mencapai puncaknya setahun kemudian. Yaitu, 32 persen pada Juni 2015 dan 42 persen pada Oktober 2015.

Menurut Abbas, optimisme masyarakat pada kondisi ekonomi merupakan pengaruh dari keberhasilan pemerintahan Joko Widodo menekan angka inflasi. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa sejak Mei 2017, pemerintah Jokowi terbukti mampu menekan angka inflasi di bawah 4 persen.

"Persepsi ekonomi nasional dari masyarakat ini sepertinya paralel dengan tingkat inflasi. Kemampuan pemerintah menjaga inflasi, menjaga ketersediaan kebutuhan bahan pokok, dan meningkatkan daya beli masyarakat," ungkapnya.

Sementara itu, selain kondisi ekonomi, SMRC juga mengukur penilaian masyarakat terhadap kondisi politik, penegakkan hukum dan keamanan selepas Pilpres 2019 dan adanya kerusuhan 21-22 Mei.

Terungkap bahwa ada penurunan persepsi masyarakat terhadap kondisi keamanan dan ketertiban yang semakin baik. Selain itu, masyarakat yang menilai kondisi politik Indonesia semakin buruk pun meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini