Persebaran Tekfin Luar Jawa Perlu Didorong

Bisnis.com,17 Jun 2019, 23:12 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Ilustrasi solusi teknologi finansial/flickr

Bisnis.com, JAKARTA — Persebaran perusahaan teknologi finansial atau tekfin peer-to-peer (P2P) lending di luar Pulau Jawa dinilai perlu didorong karena dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di berbagai wilayah melalui pendanaan.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi menjelaskan, saat ini perusahaan tekfin P2P lending masih cenderung terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal, pengguna layanan tersebut, baik pemberi dana (lender) maupun peminjam (borrower) tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Berdasarkan data OJK per 31 Maret 2019, terdapat 272.548 entitas pemberi dana di seluruh Indonesia. Jumlah pemberi dana di Pulau Jawa mencapai sekitar 200.000 entitas, sedangkan di wilayah lain seperti Pulau Kalimantan berkisar 10.000 entitas dan Pulau Papua berkisar 1.000 entitas.

Jumlah peminjam tercatat mencapai 6,96 juta entitas yang juga berpusat di Jawa. Di Jawa Barat dan Jakarta saja jumlahnya telah mencapai sekitar 2,5 juta entitas, sedangkan di Maluku berkisar 6.000 entitas dan di Papua lebih dari 10.000 entitas.

Menurut Hendrikus, persebaran perusahaan tekfin penting karena berkaitan dengan pengembangan perekonomian daerah melalui pinjaman. Berpusatnya perusahaan tekfin P2P lending di Pulau Jawa dinilai dapat memunculkan bias dalam pengenalan peminjam.

"Perusahaan tekfin [P2P lending] yang berasal dari Jawa akan kurang memahami kultur masyarakat di luar Jawa, Papua misalnya. Penting bagi perusahaan [tekfin P2P lending] untuk memahami kultur orang yang akan diberikan pembiayaan," ujar Hendrikus kepada Bisnis, Senin (17/6/2019).

Hal tersebut menurutnya perlu menjadi perhatian karena tekfin P2P lending dapat mendorong pertumbuhan perekonomian. Layanan pinjaman melalui tekfin P2P lending dinilai dapat menyasar segmen masyarakat yang belum terjamah oleh layanan keuangan konvensional, seperti perbankan.

Selain itu, Hendrikus menekankan, berbagai perusahaan tekfin P2P lending menyasar segmen khusus dalam pendanaannya sehingga dapat mendorong perekonomian di berbagai segmen. Hal tersebut menurutnya perlu mendapatkan perhatian besar.

"Ada tekfin [P2P lending] yang khusus menyalurkan pinjaman untuk petani, nelayan, untuk usaha kecil. Lender pun dapat secara spesifik menyalurkan pinjamannya, misalnya 'saya ingin uang saya dipinjamkan hanya untuk petani', di tekfin [ P2P lending] bisa seperti itu," ujar Hendrikus.

Untuk itu, menurut dia, bibit-bibit potensial dari berbagai wilayah perlu didorong untuk mengembangkan perusahaan tekfin P2P lending di daerahnya. Stigma negatif dari tekfin P2P lending yang kerap menghadang munculnya perusahaan baru di daerah dinilai perlu dihilangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini