Pasar Obligasi Berpotensi Melemah, Investor agar Wait and See?

Bisnis.com,17 Jun 2019, 09:30 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa

Bisnis.com, JAKARTA-- Pasar obligasi diperkirakan dibuka bervariasi dengan potensi melemah pada pagi ini, Senin (17/6/2019).

Direktur Riset PT Pularmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa sebenarnya,potensi penguatan pasar obligasi masih terbuka lebar. Apalagi kalau didukung dengan isu pemangkasan tingkat suku bunga The Fed dan BI 7-DRR. 

"Kami merekomendasikan wait and see dengan potensi jual," jelasnya Senin (17/6/2019).

Adapun, sebelumnya pasar obligasi kembali mengalami penguatan kendati sudah tidak banyak ruang.

Namun, yang menarik dicermati adalah kemungkinan pasar obligasi mampu bertahan atau memang pada akhirnya akan terjadi koreksi terlebih dahulu sebelum adanya kenaikkan kembali.

Sejumlah kabar yang mempengaruhi pasar pada pekan ini adalah munculnya pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang telah mengumpulkan miliaran dolar AS dalam bentuk tarif dari China. 

Trump tidak mempersoalkan apakah Presiden Xi Jinping setuju untuk bertemu dengannya pada akhir bulan ini untuk memulai kembali perundingan tentang perdagangan.

Pekan ini juga merupakan periode Bank Sentral dari berbagai Negara untuk memberikan hasil dari pertemuan Bank Sentral. Beberapa diantaranya adalah The Fed, Bank of Japan, Bank of England, Norwegia, Brazil, Taiwan, dan tidak ketinggalan Bank Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, isu yang merebak tentu saja pemangkasan tingkat suku bunga The Fed dan BI 7-DRR. 

The Fed sendiri memang ada potensi yang cukup besar untuk melakukan pemangkasan, sebagai bagian dari dampak perang dagang yang terjadi antara Amerika dan China.

Meskipun data Initial Jobless Claims, Continuing Claims serta Import Price Index AS kurang baik termasuk inflasi, tetapi secwra historis hal ini masih cukup baik.

Hal ini membuatnya yakin bahwa bulan ini belum ada pemangkasan tingkat suku bunga The Fed. Namun berpotensi cukup besar terjadi pada Juli atau September tahun ini. 

Sementara itu, dari sisi Bank Indonesia, dia berpendapat bahwa bulan ini nampaknya belum merupakan momen yang tepat untuk memangkas tingkat suku bunganya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini