Pelaku UMKM Banyak Andalkan Pemasaran Konvensional

Bisnis.com,18 Jun 2019, 19:43 WIB
Penulis: Peni Widarti
Perajin menyelesaikan pembuatan batik di Desa Klampar, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Rabu (27/3/2019)./ANTARA-Saiful Bahri

Bisnis.com, SURABAYA – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengaku masih banyak menghadapi kendala usaha terutama dalam mencari pasar potensial yang semakin mengandalkan teknologi.

Ketua Komunitas UMKM Berbagi Bersama Berkembang (BBB) Wahyu mengatakan hingga saat ini masih banyak pelaku UMKM yang masih mengandalkan penjualan secara konvensional padahal pergerakan pasar saat ini mengarah ke digital.

“Sekarang kan zamannya online, memang beberapa UMKM kita masih konvensional. Untuk itu, pelatihan digital harus terus didorong supaya mereka bisa masuk ke marketplace baik online dan offline. Jika tidak begitu, akan sulit mengenalkan produk kreasi mereka yang seharusnya potensial,” jelasnya, Selasa (18/6/2019).

Dia mengatakan hingga saat ini jumlah anggota komunitas UKM BBB ini mencapai 1.000 UKM. Sebanyak 80% di antaranya kebanyakan ada di wilayah Jawa Timur, disusul Jakarta lalu Kalimantan.

“Secara pertumbuhan sebenarnya jumlah UMKM kita selalu tumbuh setidaknya 20% - 30%, tapi dari jumlah yang ada, hanya 20% yang sudah masuk marketplace, terutama yang sudah pernah ekspor,” imbuhnya.

Wahyu menambahkan, anggota Komunitas UKM BBB sendiri kebanyakan juga bergerak di bidang makanan dan minuman. Sejumlah produk yang sudah pernah mengisi pasar ekspor misalnya seperti keripik pisang, keriping tempe juga produk batik.

“Untuk menggejot ekspor produk UKM ini, kami biasanya mengikuti kegiatan pelatihan internasional, bagaimana caranya kami bisa pasang dan promo produk supaya dilirik oleh buyer asing,” imbuhnya.

Sedangkan untuk memperkuat pasar domestik, anggota komunitas UMKM BBB ini melakukan upaya kerja sama yakni membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi reseller sebagai kepanjangan tangan para pelaku UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini