Bank BTN Antisipasi Kejahatan Siber

Bisnis.com,18 Jun 2019, 21:04 WIB
Penulis: Maria Elena
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Memitigasi risiko kejahatan siber harus dilakukan seiring dengan produk dan layanan digital yang kian berkembang, apalagi untuk industri perbankan.

Direktur IT & Operation PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Andi Nirwoto mengatakan selama ini perseroan terus memastikan transaksi nasabah aman dengan melakukan berbagai antisipasi terkait dengan aspek keamanan.

“Tidak hanya dari sisi edukasi, namun juga dari sisi sistem serta proses atau prosedur,” katanya kepada Bisnis, Selasa (18/6/2019).

Andi menyampaikan, meskipun sudah melakukan berbagai strategi, isu kejahatan siber memang selalu ada, salah satunya dikarenakan tingkat pengetahuan dan pengalaman setiap nasabah berbeda.

Mengatasi hal tersebut, perseroan telah melakukan sosialisasi melalui berbagai media, termasuk melalui email dan media sosial.

Namun, kata Andi, kejahatan bisa diminimalisir seiring dengan pengalaman orang yang menggunakan produk-produk digital, termasuk dengan semakin beragamnya produk atau layanan digital akan menambah pengetahuan dari para pengguna.

Dari sisi sistem, lanjutnya, perseroan melalukan beberapa investasi untuk menambah maupun memperbaharui sistem-sistem pendukung keamanan.

Sementara itu, dari aspek operasional atau proses, Andi mengutarakan Bank BTN akan terus menyempurnakan yang sudah ada. Misalnya saja inisiasi pembentukan Security Operation Center dan melakukan kerja sama cyber security dengan sesama bank Himbara atau intstitusi lain yang terkait.

“Pada dasarnya sistem keamanan yang kami siapkan sesuai best practices [enkripsi jaringan, random key, IPS/IDS], namun juga dengan monitoring yang lebih intens [termasuk analisis data],” jelasnya.

Terlepas dari penerapan metode keamanan khusus, hal lainnya yang disoroti adalah edukasi kepada nasabah.

Nasabah harus memahami dan menghindari phising atau tindakan mencuri data dan password. Menurut Andi, phising merupakan ancaman yang cukup dominan selama ini.

“Hal lain yang dilakukan dan sering lebih berperan  adalah awareness nasabah atas potensi-potensi kejahatan, yang terus menerus dilakukan edukasi oleh Bank BTN, industri [keuangan], maupun regulator.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini