Yelooo Integra Datanet (YELO) Tak Bagi Dividen, Ini Alasannya

Bisnis.com,20 Jun 2019, 14:09 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Direktur Utama PT Yello Integra Datanet (Passpod) Hiro Whardana (kedua kiri), Komisaris Andrew Suhalim (kiri), Direktur Wewy Susanto (kedua kanan) dan CEO Digitaraya Google Developer Launchpad Yansen Kamto berbincang usai membuka perdagangan saham sekaligus pencatatan perdana saham PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO), di Bursa Efek Indonesia, Senin (29/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten penyedia layanan modem 4G untuk pelancong, PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (Passpod) memutuskan tidak bagikan dividen untuk tahun buku 2018.

Wewy Suwanto, Direktur Keuangan dan Operasional Passpod, menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena perseroan ingin mewujudkan strategi pengembangan bisnis pada tahun ini.

"Pada awal tahun ini kami telah mengembangkan berbagai kemitraan yang mendukung visi kami sebagai ekosistem on-demand untuk kebutuhan yang relevan bagi pelancong selama perjalanan," kata Wewy di Jakarta dalam Paparan Publik Yelooo Integra Datanet, Kamis (20/6/2019).

Lebih lanjut, RUPST menetapkan sebesar Rp500 juta dari laba bersih 2018 sebagai cadangan wajib, sedangkan sisa dari laba bersih tersebut akan dibukukan sebagai laba ditahan (retained earning).

Adapun sejak awal tahun ini, emiten bersandi saham YELO tersebut telah bekerja sama dengan Tokopedia untuk menyediakan official stores dan menjadi mitra resmi penjualan tiket even maupun atraksi lokal dari LOKET. 

Selain itu, perseroan juga menjalin berbagai kemitraan lainnya seperti dengan maskapai penerbangan dan jasa perjalanan lainnya untuk mengembangkan jaringan pemasaran.

Pada kuartal I/2019, YELO juga telah membentuk usaha patungan (joint venture) bersama perusahaan pembayaran asal Filipina WeePay untuk menggarap pasar wisatawan outbound dari sana.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2018, YELO membukukan lonjakan pendapatan sebesar 256,58% menjadi Rp27,40 miliar dari posisi pada tahun sebelumnya senilai Rp7,68 miliar.

Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga melambung 679,09% menjadi Rp2,98 miliar dibandingkan dengan pencapaian pada 2017 senilai Rp383,12 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini