Bisnis.com, JAKARTA - Industri asuransi jiwa mencatatkan penurunan pendapatan premi sekitar 11,6% pada kuartal I/2019.
Kondisi itu sejalan dengan penurunan signifikan premi dari saluran distribusi bancassurance.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan pada triwulan pertama tahun ini total pendapatan premi sektor jasa keuangan ini tercatat senilai Rp46,40 triliun.
"Pendapatan premi melambat sebesar 11,6% dibandingkan kuartal pertama 2018 sebesar Rp52,49 triliun," ujarnya di sela-sela konferensi pers pemaparan data kinerja kuartal I/2019 industri asuransi jiwa, Kamis (20/6/2019).
Bila dirincikan, maka pada periode itu premi bisnis baru, yang berkontribusi terhadap total premi sebesar 60,9% bagi total pendapatan premi, menurun 19,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Premi lanjutan industri asuransi jiwa, yang berkontribusi sebesar 39,1%, masih bertumbuh, sebesar 3,7%.
Budi menjelaskan penurunan pendapatan premi industri dipengaruhi realisasi pemasaran produk dari kanal bancassurance.
"Perlambatan total premi dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance sebesar 22,0% yang berkontribusi sebesar 40,9% dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa," ujarnya.
Saluran distribusi keagenan, sambung Budi, juga menurun tipis, yakni sebesar 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kanal pemasaran ini berkontribusi sebesar l sebesar 40,2% bagi total pendapatan premi.
Kendati begitu, Budi menegaskan industri asuransi jiwa pada kuartal I/2019 masih mencatatkan pertumbuhan total pendapatan. Pendapatan premi memang berkontribusi hingga 74,6% total pendapatan industri asuransi jiwa.
Namun, total pendapatan industri asuransi jiwa Indonesia di awal 2019 meningkat 19,7% menjadi Rp62,23 dari Rp51,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
”Pada kuartal pertama 2019, AAJI mencatat total pendapatan, total klaim dan manfaat yang dibayarkan serta jumlah agen berlisensi di industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan, meski total pendapatan premi mengalami perlambatan.”
Dengan penurunan pendapatan premi, kata Budi, total aset industri mengalami penurunan 2,4% dibandingkan kuartal I/2018. Faktor lain yang memengaruhi total aset industri adalah pemenuhan kewajiban pembayaran klaim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel