Ekspor Baja Menguat, Permintaan Stainless Steel di Pasar Domestik Masih Lemah

Bisnis.com,24 Jun 2019, 20:55 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kinerja ekspor yang melambat selama Januari-Mei 2019, Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat sektor besi dan baja menjadi satu dari tiga yang mencatat pertumbuhan. Industri stainless steel domestik memang berorientasi ekspor mengingat permintaan dalam negeri masih rendah.

Selain garmen, BPS mencatat nilai ekspor besi dan baja melesat sebesar 30,96% menjadi US$2,8 miliar dari US$2,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, ekspor besi dan baja berkontribusi sebesar 4,46% dari awal tahun (year-to-date/Ytd).

Ketua Umum Indonesia Iron and Steel Industry Assoiation (IISIA) Silmy Karim mengatakan kenaikan nilai ekspor tersebut disebabkan oleh peningkatan ekspor baja antikarat (stainless steel) yang diproduksi di Kawasan Ekonomi Khusus Morowali dan pelat baja. Menurunnya, industri stainless steel domestik memang berorientasi ekspor mengingat permintaan dalam negeri masih rendah.

“[Selain itu,] demand lokal memang lagi turun. Pada kuartal II/2019 ada bulan puasa, biasanya produktivitas turun. Sehingga, pada kuartal II/2019 diwarnai ekspor karena demand stainless steel rendah di dalam. Dan [permintaan] carbon steel pada kuartal I2019 dan II/2019 turun [di dalam negeri],” paparnya kepada Bisnis, Senin (24/6/2019).

Maka dari itu, lanjutnya, industri besi baja dan stainless steel nasional putar haluan ke pasar global. Selain ekspor stainless steel, Silmy menyampaikan voume ekspor pelat baja PT Krakatau Posco pun meningkat selama Januari—Mei 2019.

Silmy mencatat ekspor ferro nickel menopang ekspor sektor besi dan baja terbesar atau senilai 272.190 ton pada kuartal I/2019. Sementara itu, ekspor slab karbon dan hot rolled coil (HRC) stainless steel masing-masing 262.178 ton dan 249.855 ton. Secara total, asosiasi mencatat volume ekspor besi dan baja pada kuartal I/2019 adalah 1,4 juta ton.

Silmy mengutarakan permintaan pelat baja di Tanah Air pun mengalami penurunan pada kuartal I/2019 dan II/2019. Dengan jaringan pasar internasional yang luas dari salah satu induk perusahaan—Pohang Iron and Steel Company (POSCO)—Silmy menyatakan kinerja ekspor pelat baja domestik melesat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini