Warga Palestina Tolak Visi Ekonomi dalam Peta Damai Usulan AS

Bisnis.com,25 Jun 2019, 00:10 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Seorang pria membentuk siluet saat meniupkan Shofar, tanduk biri-biri, dengan latar belakang Masjidil Aqsa (kanan) yang berlokasi di Kota Tua Yerusalem yang dikenal dengan Baitul Maqdis, Minggu (10/12/2017). /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Warga Palestina menggelar aksi protes di Jalur Gaza dan Tepi Barat sebagai bentuk penolakan atas proposal perekonomian yang akan diumumkan Amerika Serikat di Konferensi Bahrain.

Sejumlah kelompok pebisnis Palestina telah menyatakan bakal memboikot konferensi yang digelar di Kota Manama pada 25 dan 26 Juni tersebut. Visi ekonomi yang bakal disampaikan AS sendiri merupakan bagian dari proposal damai yang disusun oleh penasehat senior Presiden Donald Trump sekaligus sang menantu, Jared Kushner.

Dalam wawancara dengan Reuters TV akhir pekan lalu, Kushner mengemukakan bahwa Amerika Serikat akan menggalang dana dari negara donor dan investor sebesar US$50 miliar atau sekitar Rp708 triliun guna mendukung pertumbuhan ekonomi Palestina dan beberapa negara tetangganya.

Sekitar US$28 miliar akan dialokasikan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat, sementara sisanya sebesar US$7,5 miliar akan disalurkan untuk Yordania, US$9 miliar untuk Mesir, dan US$6 miliar untik Lebanon.

Washington mengharapkan Negara Teluk dengan perekonomian besar dapat berkontribusi besar dalam rencana investasi tersebut. Kushner mengungkapkan AS juga tengah mempertimbangkan diri menjadi negara donor.

"Kami menolak Bahrain, kami menolak Trump, kami menolak Manama," teriak para pendemo di Jalur Gaza yang dikuasai kelompok bersenjata Hamas. Sebagian tampak membakar poster bergambar wajah Trump.

Para pemimpin di Palestina menuding AS telah berlaku bias dan cenderung mendukung Israel lewat konferensi yang lebih berfokus pada ekonomi alih-alih kemerdekaan Palestina. Kushner sebelumnya menjelaskan bahwa peta ekonomi tersebut bakal menciptakan jutaan pekerjaan baru dan memangkas tingkat kemiskinan di Palestina. Produk domestik bruto negara itu pun diklaim akan naik dua kali lipat.

Selain memprotes proposal perdamaian, warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat juga menyuarakan kritik pada negara-negara Timur Tengah yang berencana hadir dalam konferensi di Manama.

"Konferensi Manama hanya akan menjadi ajang komedi, sebuah pesta pernikahan tanpa pengantin [warga Palestina]... ia akan gagal," kata seorang warga bernama Siham.

Konferensi Manama rencananya bakal dihadiri oleh negara Teluk Arab, termasuk Yordania dan Mesir yang disebutkan dalam proposal. Israel diperkirakan akan mengirim delegasi bisnis, bukan pejabat pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini