Semester I/2019, Titik Hotspot Turun 25 Persen

Bisnis.com,27 Jun 2019, 01:09 WIB
Penulis: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengklaim bahwa terjadi penurunan total jumlah titik panas (hotspot) sebesar 25% pada periode 1 Januari 2019 - 25 Juni 2019 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Plt. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan menyampaikan, Satelit NOAA mencatat terdapat 508 titik hotspot selama periode tersebut di tahun ini. Sementara pada periode yang sama di tahun 2018, jumlah titik hotspot tercatat sebanyak 685 titik.

“Artinya terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 177 titik [25,84%] pada semester awal 2019 ini,” kata Raffles seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (27/6).

Dia menambahkan sejak awal bulan Maret tahun ini, KLHK telah melaksanakan patroli terpadu bersinergi dengan TNI, POLRI, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) di provinsi-provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan seperti di wilayah Kalimantan dan Sumatra.

"Patroli ini sebagai upaya deteksi dini terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan juga sosialisasi kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah karhutla," tuturnya.

Selain itu, dia juga mengatakan secara rutin, Manggala Agni--Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan--terus melakukan pemantauan titik panas yang terdeteksi oleh satelit dan melakukan pengecekan lapangan pada titik panas yang terpantau.

Adapun, pengecekan lapangan tersebut dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya karhutla pada lokasi yang terpantau titik panas (hotspot).

Merujuk pada analisis dan prediksi BMKG bahwa pada Juni-  November 2019 kemungkinan terjadi elnino lemah, Raffles mengingatkan seluruh stakeholder terkait di tingkat tapak untuk terus waspada.

“Semua pihak terutama Manggala Agni agar lebih waspada di tingkat tapak untuk melakukan upaya-upaya pengendalian karhutla,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini