Jokowi Tak Boleh Abaikan Pendukung Prabowo-Sandi

Bisnis.com,28 Jun 2019, 10:51 WIB
Penulis: Newswire
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin bersiap memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (27/6/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, KUPANG - Pascaputusan MK, Jokowi ditantang untuk bisa menampilkan aspek kenegarawanan yang tidak hanya mementingkan kubunya sendiri. 

Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Marianus Kleden mengingatkan Jokowi-Ma'ruf Amin untuk tidak mengabaikan pendukung pasangan calon presiden dan cawapres  Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.

"Sebagai negarawan, Jokowi perlu memberikan perhatian kepada para pendukung Prabowo-Sandi demi kesatuan, keutuhan dan persatuan bangsa," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unwira Kupang itu kepada Antara di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (28/6/2019).

Marianus mengemukakan hal itu terkait harapan terhadap Jokowi dan Ma'ruf Amin setelah adanya putusan MK.

Majelis hakim Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan yang dilayangkan oleh tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melalui kuasa hukumnya dalam sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Marianus mengatakan walaupun MK menolak seluruh permohonan Prabowo-Sandi, harus dilihat bahwa posisi kubu Prabowo-Sandi menang di 13 provinsi atau sekitar 38 persen dari wilayah sekaligus penduduk Indonesia.

Angka ini, kata Marianus, cukup substansial dan tidak bisa dianggap remeh oleh Jokowi-Ma'ruf Amin. Karena itu, tegas Marianus, Jokowi perlu memperhatikan yang 38 persen ini demi kesatuan, keutuhan dan persatuan bangsa.

Perhatian ini bisa dilakukan, antara lain, dengan merekrut orang-orang Prabowo dalam kabinet dan menjadi bagian dari pemerintahan baru yang dipimpin Jokowi-Amin.

Marianus mengatakan, bila kelompok ini tidak diperhatikan, dikhawatirkan akan ada ancaman potensial terhadap integrasi nasional.

"Kita semua tentu paham bahwa Pemilu bukan hanya soal menang atau kalah tetapi bagaimana membaca aspirasi dan preferensi rakyat dalam penyelenggaraan negara," ujar Marianus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini