Kitabisa.com Kumpulkan Donasi Rp700 Miliar Sejak Berdiri

Bisnis.com,29 Jun 2019, 16:58 WIB
Penulis: Eva Rianti
Chief Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita (tengah) berfoto bersama Head of Third Party Sony Radhityo (kiri) dan CEO Kitabisa.com Alfatih Timur./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Platform terkemuka penggalangan dana dan donasi secara online (crowdfunding), Kitabisa.com sudah mengumpulkan dana Rp700 miliar, sejak didirikan pada 2013.

“Hingga sekarang, donasi dari masyarakat sudah sampai Rp700 miliar,” tutur Alfatih Timur, Chief Executive Officer (CEO) Kitabisa.com di sela acara Dexa Award di Gedung Titan Center, Tangerang, Kamis (27/6/2019).

Dilihat dari situs Kitabisa.com, secara lebih detail, donasi yang terkumpul hingga hari ini, Sabtu (29/6/2019) sebesar Rp752,30 miliar dengan 27.785 jumlah kampanye yang didanai. Adapun, jumlah ‘orang baik’ yang bergabung di crowdfunding tersebut telah mencapai lebih dari 2,5 juta orang.

Dengan semangat gotong-royong menghubungkan kebaikan, Kitabisa.com menerapkan kebijakan open platform. Artinya, dalam hitungan menit siapapun dapat membuat halaman donasi selama melengkapi syarat verifikasi identitas dan tidak melanggar hukum di Indonesia.

Alfatih, atau biasa disapa Timmy mengungkapkan bahwa platform-nya bisa terus tumbuh seiring dengan kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan tersebut terpupuk lantaran sistem transparansi yang konsisten dilakukan.

“Kami menggunakan sistem online yang semuanya transparan. Ada namanya [donatur], ada juga jumlah dananya. Sebagian ada yang menggunakan nama ‘hamba Allah’,” katanya.

Kehadiran Kitabisa.com nyatanya telah mengubah pandangan tentang pengumpulan dana kegiatan amal yang dilakukan secara manual, atau di era ini bisa disebut dengan disrupsi industri kebaikan.

Melansir dari website resminya, sejumlah figur publik memberikan testimoni positif tentang Kitabisa.com, salah satunya adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali.

Di era disruption ini, Kitabisa.com buat galang dana jadi lebih transparan dan viral. Ini baru inovasi sosial yang dibutuhkan oleh Indonesia,” ungkap Rhenald.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini