Bisnis.com, JAKARTA - Calon Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyebut lima area strategis yang bakal dilakukan jika terpilih menjadi orang nomor dua di bank sentral tersebut.
Destry menyebutkan 5 area strategis ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, mendukung pertumbuhan ekonomi serta mengembangkan sistem pembayaran yang aman efisien dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Kelima area strategis yang dijalankan saat menjalani uji kelayakan di Komisi XI DPR ini mencakup beberapa aspek. Pertama, optimalisasi bauran kebijakan yang bersifat akomodatif untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan dalam saat yang sama juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan dan menyesuaikan terhadap dinamika siklus bisnis dan keuangan yang terjadi.
"Misalnya dalam situasi mencegah tekanan inflasi yang tinggi atau untuk merespon kenaikan suku bunga global maka Bank Indonesia perlu meningkatkan suku bunga domestik," jelasnya di DPR, Senin (1/7/2019).
Namun demikian, pada saat yang bersamaan bank sentral perlu juga menjaga likuiditas sektor perbankan dan mendorong perbankan untuk tetap menjalankan fungsi intermediasinya.
Kedua, pendalaman sektor keuangan. Pendalaman sektor keuangan menjadi sangat penting bukan hanya untuk mendukung terjadinya stabilitas ekonomi tetapi juga untuk mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi karena terbatasnya sumber dana pemerintah dan domestik.
Apalagi fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa sektor keuangan relatif dangkal bila dibandingkan peer group. Sektor keuangan yang masih dangkal, menurut Destry menyebabkan tingginya volatilitas sektor keuangan Indonesia.
"Sebagai gambaran di periode akhir 2018 rasio kredit terhadap PDB Indonesia hanya mencapai 37% sementara di Thailand dan Malaysia 80% dan 100%," ungkapnya.
Ketiga, pengembangan sistem pembayaran yang lancar aman efisien dan inklusif. Perkembangan ekonomi digital diikuti dengan perkembangan teknologi finansial berkembang pesat. Di sektor perbankan,lanjut Destry, disrupsi ini menghadirkan tantangan karena sudah merambah ke berbagai layanan yang selama ini dilayani oleh perbankan.
Dari sisi Bank Indonesia hal menjadi tantangan besar karena terjadi pergeseran pola transaksi menuju transaksi non tunai dan pelakunya pun tidak hanya bank namun juga non bank, sehingga hal ini akan mendorong terjadinya inovasi sistem pembayaran di mana Bank Indonesia dituntut untuk bisa mengembangkan sistem pembayaran yang lancar aman, efisien dan inklusif.
"Total transaksi digital payment Imani di Indonesia selama periode Maret 2018 Februari 2019 tumbuh hingga 73% sehingga tumbuh 40% dan sepanjang 2018 total nilai transaksi alami sudah mencapai 47 triliun," jelasnya.
Keempat, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Populasi sebagai muslim terbesar di dunia Indonesia belum belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah. Di sektor keuangan pangsa pasar industri syariah masih sangat rendah di mana pada bulan April 2019 hanya mencatat 5,9%.
Kelima, sinergi dengan pemerintah OJK, DPR dan lembaga lainnya. Menurut komisioner LPS ini sinergi dengan lembaga dan otoritas lain sangat dibutuhkan karena permasalahan yang dihadapi semakin kompleks.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel