Minat Investasi Aset Berisiko Mulai Pudar, Rupiah Ditutup Berbalik Melemah

Bisnis.com,02 Jul 2019, 17:11 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Karyawan menghitung uang di salah satu kantor cabang Bank BNI Syariah (BNIS) di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berbalik melemah pada perdagangan Selasa (2/7/2019) seiring dengan minat investasi aset berisiko mulai pudar setelah pada perdagangan sebelumnya berhasil menguat melawan dolar AS akibat kesepakatan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk melanjutkan negosiasi perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (2/7/2019) rupiah berada di level Rp14.139 per dolar AS, melemah 0,19% atau 26 poin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pasar seakan kembali menginjak bumi menanggapi sentimen proyeksi damai dagang AS dan China yang telah diharapkan sejak awal tahun lalu.

"Pasar menyadari bahwa damai dagang yang sesungguhnya harus dituangkan dalam hitam di atas putih dan hal tersebut masih memerlukan proses negosiasi panjang," ujar Ibrahim seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (2/7/2019).

Kemudian, indeks aktivitas manufaktur AS oleh ISM periode Juni berhasil dirilis lebih baik daripada ekspektasi pasar, yaitu naik di posisi 51,7. Menyusul data tersebut, pasar juga masih menantikan laporan data pekerjaan AS yang akan dirilis Jumat mendatang (5/7/2019). Pasar memproyeksikan NFP AS naik 164.000 pada Juni, rebound dari 75.000 di bulan sebelumnya.

Sementara itu, perlambatan ekonomi domestik semakin terlihat seiring dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perdagangan internasional.

Pada Mei, ekspor terkontraksi alias minus 8,99% year-on-year (yoy), sedangkan impor negatif 17,71%. Adapun, melemahnya impor menunjukkan dunia usaha tampak agak menahan diri untuk melakukan ekspansi. 

Ibrahim memproyeksi rupiah pada perdagangan Rabu (3/7/2019) akan bergerak cenderung melemah di kisaran Rp14.091 per dolar AS hingga Rp14.182 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini