Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masih akan melanjutkan efisiensi dalam pembukaan kantor cabang baru. Hal ini dilakukan seiring dengan mayoritas transaksi yang sudah mampu digantikan oleh teknologi.
Emiten dengan kode saham BBRI ini mengaku hanya melakukan peningkatan dari kantor cabang pembantu menjadi kantor cabang wilayah di Morowali, Sulawesi Tengah, pada September 2019 mendatang.
Direktur Jaringan dan Layanan BRI Osbal Saragi Rumahorbo mengatakan saat ini perseroan sedang menyusun jurnal jaringan BRI yang ada. Dia mengamini era digital yang terus menggeliat menuntun perseroan untuk kembali melakukan tata ulang terkait kebutuhan kantor cabang.
"Jadi, kami tengah kaji dan susun kembali, nantinya kantor cabang ada yang disatukan mungkin dalam skema klastering serta memiliki fokus bisnis tertentu supaya perannya lebih optimal," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Osbal mengemukakan langkah perseroan selanjutnya yakni melakukan moratorium dengan tidak lagi membuka cabang, tetapi mengintensifkan cabang yang ada. Mulai dari unit kerja wilayah, cabang penbantu, BRI unit, hingga Teras BRI ke depan akan sangat selektif.
Dia menambahkan, apalagi saat ini Pemerintah Daerah Aceh juga mewajibkan transisi setiap lembaga keuangan di sana menjadi syariah.
Menurutnya, perseroan telah sangat siap melakukan perubahan pada 14 cabang di Aceh saat ini. Tahap ini, menurut Osbal, sudah dilakukan dengan setiap pembukaan rekening baru akan otomatis diarahkan pada syariah.
"Kami ada aset sekitar Rp11 triliun di Aceh yang akan berpindah ke anak usaha kami BRI Syariah, hal ini tentu sangat positif dalam menangkap peluang yang ada," ujarnya.
Sembari melakukan tata ulang dan efisiensi kantor cabang, Osbal mengaku hal yang berbeda akan dilakukan pada karyawan perseroan.
Nantinya, karyawan yang terdampak efisiensi atau perubahan rencana akan dialihkan pada anak usaha dengan strategi sebisa mungkin tidak melakukan pengurangan.
Prinsipnya, jika ke depan kebutuhan karyawan sudah tidak sebesar pada tahun-tahun lalu, maka kegiatan penerimaan pun akan lebih sedikit.
Sisi lain, Osbal menjabarkan saat ini transaksi yang dilakukan di cabang BRI sudah berkisar di angka 10,4%. Artinya 89,6% transaksi nasabah dilakukan melalui digital.
"Kami per hari ada 25 juta transaksi. Dari sana 34% dilakukan melalui ATM, 10,4% melalui cabang, selebihnya berbagai channel yang lain. Dengan sedikitnya cabang, tentu akan berimbas pada kenaikan volume transaksi dan menambah komisi yang tahun ini diharapakan menjadi Rp13,3 triliun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel