Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan menyebut transaksi di kantor cabang kini hanya menyisakan porsi sekitar 10% dari total transaksi. Alhasil, pembukaan cabang bukan lagi hal yang perlu dilakukan secara masif.
Direktur Distribution & Network PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dasuki Amsir mengatakan terkait dengan rencana bisnis bank tahun ini di bidang jaringan, perseroan akan berfokus untuk melakukan optimalisasi jaringan yang ada, khususnya meningkatkan peran e-channel dalam melayani kebutuhan nasabah.
"Saat ini dari total transaksi yang dilakukan oleh nasabah hampir 90% transaksi nasabah sudah menggunakan e-channel, sedangkan yang walk in customer tinggal hanya 10%. Oleh sebab itu, untuk kantor cabang baru BTN hanya akan menambah satu kantor cabang syariah di Kendari," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/7/2019).
Dasuki mengemukakan, perseroan juga akan meningkatkan status empat kantor cabang pembantu menjadi kantor cabang konvensional. Tak hanya itu, BTN juga akan merelokasi satu kantor cabang konvensional dan dua kantor cabang syariah.
Sementara itu, di Aceh perseroan dengan sandi saham BBTN ini hanya memiliki satu cabang kovensional dengan sejumlah kantor cabang pembantu yang akan dialihkan menjadi kantor layanan syariah.
Pastinya, Dasuki mengemukakan, tahun ini tidak ada kantor cabang yang ditutup.
Adapun, pada tahun lalu, BTN masih ekspansif dengan membuka 55 jaringan kantor baru yang terdiri dari kantor wilayah, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan payment point. Jumlah kantor baru itu meningkat jika dibandingkan periode 2017 yang sebanyak 49 kantor.
Direktur Bisnis dan Jaringan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hery Gunardi mengatakan tahun ini perseroan akan melakukan pembukaan kantor cabang tidak lebih dari lima unit. Kantor itu berupa pop up branch dan hype branch di Alam Sutera, Tangerang Selatan.
"Strategi kami lebih peningkatan produktivitas. Saat ini, transaksi yang masih dilakukan di cabang hanya sekitar 10% dan 90% melalui e-channel," katanya.
Hery menyebut, di samping pembukaan kantor baru, perseroan akan menutup 44 cabang, 42 cabang mikro dan 2 cabang reguler di sejumlah wilayah. Jumlah penutupan kantor itu menurutnya lebih banyak dari tahun lalu.
Sementara itu, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja memastikan dalam hal kantor cabang perseroan masih akan melanjutkan upaya pengoptimalan kantor yang ada. Apalagi tahun lalu perseroan baru melakukan penutupan sekitar 20 kantor cabang.
Perseroan pun mencatat transaksi yang masih dilakukan di cabang hanya sebesar 10%. "Jadi belum ada rencana penambahan kantor," kata Parwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel