Harga Ayam Pedaging di Tingkat Peternak Berangsur Normal, Apa Sebabnya?

Bisnis.com,04 Jul 2019, 18:08 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Peternak menimbang ayam broiler jenis pedaging yang dijual murah seharga Rp8.000 per kilogram di sentra peternakan ayam broiler di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (26/6/2019)./ANTARA-Destyan Sujarwoko

Bisnis.com, JAKARTA - Harga ayam hidup (live bird) ras broiler di tingkat peternak terpantau normal di kisaran Rp19.000 sampai Rp20.000 pada awal Juli setelah sempat anjlok di bawah harga acuan pada pertengahan Juni lalu.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi menyebut normalnya harga ayam saat ini bukan disebabkan oleh kebijakan afkir dini bibit indukan ayam. Namun lebih pada faktor seimbangnya permintaan dan penawaran.

"Animo peternak untuk mengembangbiakkan DOC [bibit berupa anak ayam usia sehari] itu rendah pada pekan pertama Juni lalu, jelang lebaran sekitar 1 sampai 10 Juni, sehingga sekarang ketersediaan ayam yang sudah dipanen saat cukup langka. Penawaran sesuai dengan permintaan," kata Sugeng saat dihubungi Bisnis, Kamis (4/7/2019).

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 tentang Harga Acuan di Tingkat Petani dan Harga Acuan di Tingkat Konsumen, batas bawah harga acuan ayam ras hidup di tingkat peternak berada di angka Rp18.000 per kilogram. Sementara untuk batas atas, harga ditetapkan senilai Rp20.000 per kilogramnya.

Meski batas harga ini telah ditetapkan, kondisi sebaliknya justru terjadi di lapangan usai Idulfitri lalu. Data yang dihimpun Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) per Jumat, 14 Juni 2019 menunjukkan bahwa harga ayam ras hidup masih jauh di bawah harga acuan untuk sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Di Kabupaten Jepara, Pati, Rembang, dan Purwodadi misal, ayam hidup dihargai Rp9.000-Rp10.000 per kilogramnya. Harga yang lebih rendah terjadi di Madiun dan Magetan, di dua kabupaten ini harga ayam ras hanya berkisar di angka Rp7.500-Rp8.000 per kilogram. Padahal harga ayam ras hidup sempat berada di atas batas bawah harga acuan H-1 jelang perayaan Idulfitri.

Besarnya suplai ayam ras broiler yang tak sebanding dengan permintaan saat itu dinilai menjadi penyebab anjloknya harga. Pemerintah lewat Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan pun akhirnya memutuskan turun tangan untuk memulihkan harga lewat sejumlah kebijakan.

Salah satunya lewat kebijakan pemangkasan 30% produksi anak ayam pedaging usia sehari (day old chick final stock broiler/DOC FS) dari populasi total telur tetas fertile di Pulau Jawa dan juga melakukan afkir dini pada DOC parent stock (PS) yang berusia di atas 68 minggu selama dua pekan mulai 26 Juni sampai 9 Juli 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini