Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. memutuskan untuk menahan laba tahun buku 2018 senilai Rp20,78 miliar untuk memperkuat modal serta membantu peningkatan penyaluran pembiayaan tahun ini.
Direktur Bank Panin Dubai Syariah Bratha menuturkan perseroan mendapat dukungan dari pemegang saham untuk dapat memacu bisnis tahun ini. Di samping itu, manajemen juga memandang perlu untuk menjaga rasio kecukupan modal.
"Rapat umum pemegang saham menyetujui tidak ada pembagian dividen dari laba tahun buku 2018 untuk memperkuat permodalan jangka panjang dan mendukung pertumbuhan bisnis," katanya seperti dikutip dari berita acara rapat umum pemegang saham tahunan, Kamis (4/7/2019).
Berdasarkan laporan publikasi Bank Panin Dubai Syariah, rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada kuartal pertama tahun ini berada pada 18,47%, atau turun 962 basis poin dari posisi periode sama tahun lalu 27,09%.
Bratha menyampaikan perseroan akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas, serta lebih mengedepankan prinsip kehati-hatian pada tahun ini.
Perseroan juga akan melanjutkan penanganan nasabah-nasabah yang berada pada "watch list" melalui team collection yang telah dibentuk pada tahun lalu.
Perseroan juga akan melanjutkan pemulihan debitur-debitur yang memiliki permasalahan dalam pembayaran kembali fasilitas yang diterimanya.
Bratha mengatakan, emiten berkode PNBS ini, juga akan memperbaiki komposisi dana murah (current account savings account/CASA) melalui pengembangan tabungan Haji dan dana ritel lainnya.
"Inisiatif ini akan kami ikuti dengan peluncuran dengan peluncuran kembali mobile banking dan internet banking yang dapat mendukung peningkatan dana ritel, sambil memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang," ucapnya.
Bratha juga akan melanjutkan program efisiensi biaya operasional melalui pengendalian biaya yang efektif dan tersentralisasi.
Bratha menyampaikan perseroan berencana untuk meningkatkan fungsi kontrol dan pengawasan internal untuk memastikan bahwa semua risiko baik dari operasional maupun bisnis dapat dimitigasi.
Adapun, total penyaluran pembiayaan pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp6,63 triliun, atau naik 15,10% (year-on-year/yoy). Capaian ini tergolong moderat karena rata-rata bank umum syariah mampu menyalurkan pembiayaan hingga 23,07% (yoy) awal tahun ini.
Selain itu, perseroan juga masih berkutat dengan pembiayaan bermasalah, yang rasio non performing financing-nya (NPF gross) pada kuartal pertama tahun ini masih di 5,00%. Namun, NPF gross tersebut sudah jauh lebih baik dari periode sama tahun lalu yang sempat menyentuh 11,28%.
Perseroan juga masih mencatatkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional 97.47%, naik 45 basis poin dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel