Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp8,22 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 95.728 debitur hingga Mei 2019.
Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni mengatakan, capaian hingga Mei 2019 tersebut menambah total penyaluran KUR menjadi sebesar Rp63,01 triliun sejak 2007.
"Jumlah kredit yang sudah tersalurkan sejak 2007 hingga Mei 2019 sebesar Rp63,01 triliun dengan total debitur 580.360 debitur," katanya, Jumat (5/7/2019).
Baiquni merincikan, hingga Mei 2019 ini, penyaluran KUR BNI masih didominasi oleh KUR kecil, yang tercatat sebesar Rp7,37 triliun. KUR mikro dan KUR TKI masing-masingnya tercatat sebesar Rp754 miliar dan Rp94 miliar.
Baiquni melanjutkan, penyaluran KUR BNI di sektor produksi hingga Mei 2019 ini mencapai 43%, di antaranya pertanian sebesar Rp1,69 triliun, jasa-jasa sebesar Rp1,08 triliun, industri pengolahan sebesar Rp0,71 triliun, dan perikanan sebesar Rp0,11 triliun.
Meskipun begitu, jumlah KUR yang harus disalurkan ke sektor produksi belum memenuhi target yang ditentukan regulator, yaitu sebesar 60% dari total kredit.
Direktur Bisnis UMKM dan Jaringan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Catur Budi Harto, menyatakan penyaluran KUR BNI di sektor produksi memang masih menjadi tantangan perseroan.
Meskipun begitu, sambungnya, penyaluran KUR perseroan sudah mencapai 51% dari total alokasi kredit KUR BNI sebesar Rp16 triliun, padahal baru berjalan 5 bulan.
Catur mengatakan perseroan masih akan terus mengupayakan agar target 60% sektor produksi bisa tercapai.
"KUR produksi sudah mendekati 50%, tapi nanti akan terus bertambah," katanya.
Dia menjelaskan, perseroan menjalankan strategi penyaluran KUR dengan membentuk jaringan klaster-klaster karena debitur jenis KUR sangatlah banyak tersebar di berbagai daerah, termasuk di sektor produksi.
"Bicara KUR produksi kami kan main klaster dengan jaringan yang ada, mengembangkan klaster-klaster supaya aman, misalnya pertanian, jumlah orangnya sangat banyak," jelas Catur.
Catur menambahkan, dengan menjalankan strategi tersebut, perseroan tidak hanya mengejar volume, tetapi juga menjangkau jumlah debitur agar merata di semua daerah.
Sebagai informasi, penyaluran KUR terbanyak masih dicatatkan di Pulau Jawa, dengan porsi 61% atau sebesar Rp4,97 triliun kepada 77.519 debitur.
Posisi kedua dicatatkan di Pulau Sumatera dengan porsi 19% atau sebesar Rp1,59 triliun kepada 8.435 debitur.
Sementara itu, porsi penyaluran KUR di Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Papua & Nusa Tenggara tercatat tidak lebih dari 10%, masing-masingnya berjumlah 7% atau Rp611 miliar, 7% atau Rp573 miliar, dan 6% atau Rp471 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel