Ada Risiko Default, Saham Jababeka (KIJA) Melorot 6,92 Persen

Bisnis.com,08 Jul 2019, 11:01 WIB
Penulis: Ana Noviani
Logo Jababeka/www.jababeka.com

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) melorot 6,92 persen pada awal perdagangan Senin (8/7/2019) setelah perseroan mengumumkan risiko kelalaian atau default atas kewajiban surat utang global.

Berdasarkan data Bloomberg, saham KIJA turun 22 poin atau 6,92 persen ke level harga Rp296 per saham hingga pukul 10:36 WIB.

Di lantai bursa, terjadi transaksi 14,79 miliar saham KIJA dengan gross value Rp5,21 triliun.

Tiga sekuritas yang paling banyak mentransaksikan saham KIJA pada sesi I perdagangan hari ini, yaitu Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan gross value Rp319,83 miliar, Valbury Asia Securities Rp267,75 mimliar, dan Mandiri Sekuritas Rp194,08 miliar.

Kendati terjerembab ke zona merah, saham KIJA masih mencetak return positif 7,25 persen sepanjang tahun berjalan 2019.

Seperti diberitakan Bisnis.com, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. mengumumkan bahwa perseroan memiliki risiko besar tidak mampu untuk melaksanakan kewajiban terhadap para pemegang notes dalam waktu dekat.

Risiko itu disampaikan oleh Corporate Secretary Kawasan Industri Jababeka T. Budianto Liman dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Minggu (7/7/2019).

Dalam keterbukaan informasi tersebut, Manajemen emiten berkode saham KIJA itu menyampaikan bahwa dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan yang digelar pada 26 Juni 2019, telah terjadi perubahan susunan direksi dan komisaris perseroan.

Dalam RUPSPT itu, Sugiharto diangkat sebagai Direktur Utama dan Aries Liman sebagai Komisaris Kawasan Industri Jababeka. Pengangkatan dua orang tersebut merupakan usulan dari PT Imakotama Investido dan Islamic Development Bank yang masing-masing menggenggam saham KIJA sebanyaka 6,37 persen dan 10,84 persen.

"[Hal itu] telah disetujui dalam RUPS dengan jumlah suara setuju sebesar 52,117 persen, dapat dilihat sebagai telah terjadi acting in concert dan adanya perubahan pengendalian berdasarkan syarat dan kondisi notes yang telah diterbitkan perseroan," tulis Manajemen KIJA.

Lebih lanjut, notes yang dimaksud ialah surat utang global yang diterbitkan oleh anak perusahaan KIJA, Jababeka International B.V. dengan nilai pokok US$300 juta.

Berdasarkan syarat dan kondisi notes tersebut, perseroan atau Jababeka International B.V. berkewajiban untuk memberikan penawaran pembelian kepada para pemegang notes dengan harga pembelian sebesar 101 persen dari nilai pokok US$300 juta ditambah kewajiban bunga.

"Dalam hal perseroan tidak mampu melaksanakan penawaran pembelian tersebut, maka perseroan atau Jababeka International B.V. akan berada dalam keadaan lalai atau default."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini