Kembangkan Digital Banking, Belanja IT Mandiri Syariah Naik 42%

Bisnis.com,08 Jul 2019, 12:22 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Karyawan menunjukkan mata uang Riyal di Money Changer Mandiri Syariah Thamrin, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Syariah Mandiri menyiapkan anggaran Rp270 miliar atau naik 42% secara tahunan (year-on-year/yoy) untuk belanja terkait teknologi informasi (IT) tahun ini. Hal itu menjadi strategi perusahaan untuk memperdalam digital banking.

Direktur IT Bank Mandiri Syariah Achmad Syafii mengatakan bahwa anggaran tersebut utamanya akan digunakan untuk peningkatan infrastruktur IT, perangkat keamanan, dan perangkat digital. “Termasuk juga untuk pengembangan aplikasi digital banking termasuk cash management,” katanya kepada Bisnis, Minggu (7/7/2019).

Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa menjelaskan bahwa pengembangan digital banking menjadi penting untuk industri perbankan, termasuk bank syariah. Pasalnya, hal itu dapat menghemat biaya operasional perusahaan.

“Di antaranya mengurangi kemungkinan pembukaan cabang baru, di samping itu juga membantu percepatan proses,” katanya.

Kantor cabang menjadi satu isu bagi bank syariah untuk melebarkan jaringan. Belanja modal dan beban operasional pendirian satu cabang harus diperhitungkan dengan matang. Pasalnya, tidak seperti bank konvensional, pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih sangat terbatas.

Selain itu, pendalaman digital banking juga sangat diperlukan agar bank dapat terus menjaring nasabah baru. Seperti diketahui, bank syariah beberapa tahun terakhir bukan hanya harus berhadapan dengan bank konvensional, tetapi juga perusahaan finansial berbasis teknologi.

Putu tidak memberikan perhitungan detail besaran biaya operasional yang dapat dihemat dengan pendalaman implementasi teknologi digital. Namun, per Maret 2019, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perusahaan turun signifikan. Pada triwulan pertama tahun ini, BOPO Mandiri Syariah sebesar 86,03%, sedangkan periode yang sama tahun lalu 91,20%.

Capaian tersebut ikut mengerek naik laba bersih perusahaan. Per Maret 2019, keuntungan setelah pajak Mandiri Syariah Rp242,9 miliar atau tumbuh hampir 100% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara itu, berdasarkan catatan perusahaan, pendalaman digital banking juga diperlukan karena perilaku konsumen berubah. Transaksi melalui kanal digital pada akhir 2018 naik 8% secara tahunan. Pertumbuhan pendapatan berbasis komisi terkait layanan digital pun naik hingga 52% yoy.

Adapun, Moody’s Investor Service melaporkan bahwa digitalisasi akan menyokong pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. "Didukung oleh profitabilitas yang kuat, bank-bank Islam di Malaysia dan Indonesia meningkatkan investasi mereka dalam digitalisasi, yang seharusnya membantu industri berkembang dengan biaya yang lebih rendah," kata Wakil Presiden dan Analis Senior Moody Simon Chen.

Dia melanjutkan bahwa digitalisasi umumnya membantu bank mengurangi biaya operasional. Selain itu, belanja digital juga memungkinkan perusahaan merampingkan dan mengotomatisasi proses. Lebih lanjut, hal itu akan menurunkan beban untuk melayani nasabah.

Manfaat lain dari digitalisasi, untuk bank syariah pada khususnya, adalah membantu mereka ekspansi jaringan tanpa perlu menambah kantor cabang. Seperti diketahui, jaringan merupakan satu kunci bank untuk meningkatkan pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Emanuel B. Caesario
Terkini