Kurangi Impor Gelatin, Indonesia Mulai Produksi Kapsul Rumput Laut

Bisnis.com,10 Jul 2019, 15:09 WIB
Penulis: Newswire
Petani menjemur rumput laut di kawasan pantai Bo'a, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Rabu (12/8)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan kapsul rumput laut yang digadang-gadang dapat digunakan di dalam negeri untuk mengurangi volume impor gelatin.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan kapsul rumput laut yang digunakan untuk pengganti cangkang gelatin tersebut diproduksi melalui kerja sama dengan Rulindo Caps.

"Dengan menggunakan bahan baku rumput laut yang sangat melimpah dan halal, produk cangkang kapsul ini diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi secara ekonomi, dan dapat diterima baik oleh masyarakat pengguna," kata Hammam aat peluncuran cangkang kapsul rumput laut di PT Kapsulindo Nusantara, Gunung Putri, Bogor, seperti dikutip dari Antara, Rabu (10/7/2019).

Cangkang kapsul rumput laut buatan lokal yang siap diproduksi secara massal itu diharapkan akan mendorong daya saing industri farmasi dalam negeri. Hingga saat ini pembungkus kapsul untuk obat dibuat dari gelatin yang bahan bakunya diimpor karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan.

Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara produsen rumput laut terbesar dunia yang masih mengekspor sebagian besar rumput laut dalam bentuk bahan mentah. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah, produksi cangkang kapsul rumput laut berpotensi besar mengisi pasar pembungkus kapsul.

Kapsul rumput laut merupakan hasil inovasi yang pada awalnya dikembangkan di laboratorium oleh para perekayasa Pusat Teknologi Agroindustri BPPT.

BPPT kemudian menjalin kerja sama dengan PT Kapsulindo Nusantara untuk mengembangkan produk, menyesuaikannya dengan mesin produksi yang sebelumnya digunakan untuk produksi kapsul gelatin. PT Kapsulindo Nusantara sekarang sudah siap memproduksi kapsul rumput laut itu secara komersial.

"Untuk mengkomersialisasikan produk invensi, BPPT sebagai lembaga pemerintah, tidak dapat bekerja sendiri. Oleh karena itu BPPT harus menggandeng mitra industri," jelas Hammam.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang diolah Kementerian Perindustrian, total impor gelatin Indonesia sepanjang 2012—2016 cenderung mengalami tren kenaikan. Pada 2012 total impor gelatin mencapai 62.044 ton, 2013 sebanyak 66.738 ton, 2014 sejumlah 78.476 ton, 2015 sebanyak 73.044 ton, dan 2016 sejumlah 80.316 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wike Dita Herlinda
Terkini