Strategi Investasi : BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Porsi Instrumen Pendapatan Tetap

Bisnis.com,10 Jul 2019, 15:45 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution (tengah) bersama, Kepala Kantor BPJSTK Cabang Grogol Andrey J.Tuamelly (kiri), dan Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trisakti Murtanto menyimak presentasi makalah, di Kampus Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (7/12)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan menyampaikan strategi pengelolaan investasi pada tahun ini dalam rapat dengar pendapat atau RDP dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.

RDP berlangsung di ruang rapat Komisi IX DPR, Jakarta pada Rabu (10/7/2019). Rapat tersebut dihadiri oleh 6 anggota Komisi IX DPR dari 4 fraksi dan perwakilan-perwakilan Direktorat Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution menjelaskan, pihaknya menyusun strategi penempatan investasi yang berkaca pada kondisi ekonomi makro dan pasar modal. Dia menjelaskan, pada tahun ini terdapat sinyal positif dari kedua indikator tersebut setelah tahun lalu sempat menghadapi kondisi yang menantang.

Salah satu strategi yang akan diterapkan BPJS Ketenagakerjaan adalah meningkatkan alokasi penempatan pada portofolio pendapatan tetap, yakni deposito dan obligasi. Menurut Amran, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi fluktuasi dari indeks harga saham gabungan (IHSG).

"Kalau dilihat, tahun lalu porsi instrumen saham ada penurunan, yakni 18,99% pada 2017 menjadi 18,54% pada 2018. Tahun ini kami akan mendorong portofolio pendapatan tetap untuk mengantisipasi kondisi pasar," ujar Amran dalam RDP, Rabu (10/7/2019).

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, instrumen deposito dan obligasi mencapai 70,96% dari total investasi, dengan porsi masing-masing sebesar 12,14% dan 58,82% per 2018.

Obligasi tercatat sebagai instrumen dominan dari BPJS Ketenagakerjaan dengan porsi sebesar 61,88% pada 2016, lalu berkurang menjadi 58,70% pada 2017, dan kembali meningkat pada tahun lalu.

Pada 2018, instrumen obligasi mencatatkan yield of investment (yoi) hingga 8,42% atau merupakan yang terbesar dibandingkan dengan instrumen lain. Adapun, instrumen saham yang pada tahun-tahun sebelumnya mencatatkan yoi double digit, yakni 13,92% pada 2016 dan 14,86% pada 2017, menurun menjadi 7,73% pada 2018.

Amran menjabarkan, strategi investasi lain yang akan dijalankan pihaknya antara lain dengan mengedepankan prinsip good governance dan melakukan alokasi aset yang dinamis. Lalu, BPJS Ketenagakerjaan pun akan menjadikan dana investasi sebagai katalis bagi peningkatan kepesertaan dan pelayanan kepada peserta.

"Kami pun berencana untuk berpartisipasi pada proyek infrastruktur yang sudah beroperasi atau brown field project, dengan fokus pada proyek jalan tol, dengan tetap memperhatikan imbal hasil yang memadai dengan risiko yang terukur," ujar Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Emanuel B. Caesario
Terkini