Korban Tewas Akibat Hujan Deras di Nepal Capai 55 Orang, Puluhan Hilang 

Bisnis.com,15 Jul 2019, 06:25 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Hujan deras/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA-- Jumlah korban tewas di Nepal akibat banjir bandang dan tanah longsor dalam tiga hari terakhir naik menjadi 55 oang hingga tadi malam dan puluhan lainnya diyatakan hilang.

Sepuluh ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka ketika hujan deras tak henti-hentinya menghantam banyak daerah di sebagian besar pegunungan Nepal sejak Kamis.

Hujan deras tersebut menenggelamkan sebagian besar wilayah selain menggenangi rumah dan menghancurkan jembatan dan jalan di seluruh negeri seperti dikutip Reuters, Senin (15/7).

Sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri mengatakan 55 orang dipastikan tewas dan 33 lainnya cedera. Ada 30 yang hilang.

Negara bagian Assam di timur laut India juga dilanda banjir besar yang disebabkan oleh angin musiman sehingga sedikitnya 1,5 juta orang mengungsi dan 10 orang meninggal.

Di wilayah Chittagong Bangladesh10 meninggal dan sekitar 500.000 orang terlantar ketika 200 desa terendam banjir.

Di Nepal, juru bicara kabinet Gokul Banskota mengatakan kepada wartawan bahwa "bencana telah menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian". Pemerintah akan segera melakukan penilaian, katanya.

Juru bicara Palang Merah Nepal Dibya Raj Poudel mengatakan para pengungsi terpaksa ditampung di sekolah-sekolah dan gedung-gedung publik lainnya.

Saluran televisi menunjukkan atap rumah yang terendam air banjir di dataran selatan dan orang-orang mengarungi air sedalam dada dengan barang-barang mereka di kepala.

Para pejabat mengatakan di beberapa daerah hujan telah mereda tetapi beberapa sungai di bagian timur negara itu masih meluap. Karena itu pemerintah derah meminta warga untuk tetap waspada.
Sungai Kosi, yang mengalir ke negara bagian Bihar, India timur, adalah di antara yang meluap.

Pejabat polisi Nepal Ishwari Dahal mengatakan semua dari 56 pintu air bendungan Kosi di perbatasan Nepal-India telah dibuka tadi malam selama enam jam untuk mengalirkan air yang merupakan akumulasi tertinggi dalam 15 tahun. "Permukaan airnya sudah turun sekarang," kata Dahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini