Trump Kembali Usir Anggota Kongres Turunan Asing

Bisnis.com,16 Jul 2019, 06:07 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyerang sejumlah wanita anggota Kongres asal Partai Demokrat dengan mengatakan kalau mereka tidak senang tinggal di Amerka Serikat silakan meninggalkan negara itu.

"Ini adalah orang-orang yang membenci negara kita. Jika Anda tidak bahagia di sini, silakan Anda pergi," ujar Trump. 

Meski tidak menyebut nama, namun pernyataan Trump jelas merujuk pada Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, yang berasal dari Puerto Rico, dan Ilhan Omar dari Minnesota, yang berasal dari Somalia.

Serangan-serangan itu juga tampaknya menargetkan Rashida Tlaib dari Michigan, wanita Palestina-Amerika pertama yang terpilih untuk Kongres, dan Ayanna Pressley dari Massachusetts, yang merupakan orang Afrika-Amerika.

Dia menuduh kempat wanita itu lebih mencintai musuh-musuh AS seperti Al-Qaeda.

Trump mengaku kecewa karena dirinya menilai apa yang dilakukan para wanita itu adalah mengeluh. Pernyataan itu disampaikannya pada acara "Made in America" yang menampilkan produk-produk buatan AS di Gedung Putih seperti dikutip ChannelNesAsia.com, Selasa (16/7/2019).

Ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah dia khawatir bahwa banyak orang melihat komentarnya sebagai rasis, Trump berkata: "Itu tidak menjadi masalah, karena banyak orang setuju dengan saya."

Presiden memulai serangan xenofobik pada anggota parlemen dengan serangkaian tweet pada Minggu (14/7/2019),  sehingga memicu kemarahan dari kalangan Partai Demokrat. Demikian juga dari sebagian politisi Partai Republik.

Senator Susan Collins dari Maine mengatakan dia tidak setuju dengan kebijakan yang didukung oleh anggota parlemen Demokrat paling kiri itu. Akan tetapi, dia menambahkan bahwa tweet Presiden yang menyebut bahwa beberapa anggota Kongres harus kembali ke 'tempat dari mana mereka datang' adalah cara melewati batas.

Sedangkan, Senator Republik Pat Toomey dari Pennsylvania mengaakan bahwa kewarganegaraan keempat wania itu sama validnya dengan dirinya.

"Mereka berhak atas pendapat mereka, betapapun menyesatkannya," katanya menambahkan.

Will Hurd, satu-satunya Republikan kulit hitam di Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan bahwa tweet Trump adalah "rasis dan xenofobik" serta "perilaku yang tidak pantas dari pemimpin dunia yang menganut kebebasan berpendapat." 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini